Pembangkit Listrik Nuklir Portabel Rusia Bukan yang Pertama

By , Jumat, 25 Oktober 2013 | 05:50 WIB

Angkatan Laut NuklirJika rencana Rusia dilanjutkan, itu bukanlah pertama kalinya energi nuklir digunakan di laut. Sejak USS Nautilus, kapal selam bertenaga nuklir yang pertama kali diluncurkan tahun 1955, sudah ada ratusan kapal militer AS dan Soviet yang diperkuat oleh nuklir, mengarungi samudra dunia. Banyak di antara mereka yang sudah dipensiunkan setelah era perang dingin. Tetapi, tetap saja, seluruh kapal induk angkatan laut AS dan kapal selamnya menggunakan nuklir. Bahkan pada tahun 2011, Congressional Budget Office (CBO) sempat melakukan studi apakah energi nuklir layak digunakan untuk kapal laut. (Walau akhirnya disimpulkan bahwa penghematan bahan bakar minyak tidak menutupi biaya tambahan untuk memproduksi kapal nuklir).Meski tidak terdengar gaungnya, angkatan darat AS juga sudah pernah mengoperasikan Sturgis, sebuah kapal pembangkit listrik tenaga nuklir yang ditempatkan di terusan Panama dari tahun 1986 sampai 1976. Saat itu terjadi kekurangan pasokan listrik karena air untuk energi hidroelektrik dialihkan untuk mengakomodasi meningkatnya lalu lintas kapal militer yang melintasi zona terusan karena perang Vietnam, dan ditutupnya terusan Swiss.Sturgis kemudian ditarik pada 1976. Komandan militer di zona terusan meminta Sturgis ditarik dari kawasan terusan karena khawatir risiko muncul gejolak saat berlangsungnya negosiasi perjanjian antara Panama dan Amerika Serikat. Dan meskipun anggaran sebesar 1 juta dolar AS telah dihabiskan untuk memasang sistem pendingin cadangan di kapal itu, angkatan darat AS akhirnya tetap menghentikan kapal pembangkit listrik tersebut.Sturgis juga meninggalkan kontroversi terkait risiko instalasi nuklir di laut saat ia mengalami kerusakan parah akibat hantaman gelombang laut di pesisir Carolina (meski tidak ada kebocoran radiasi) saat ia sedang ditarik ke tempat peristirahatan terakhirnya di Virginia.Lebih Lengkap dan BertenagaPembangkit listrik tenaga nuklir baru Rusia, Akademik Lomonosov, akan memiliki kapasitas 10 kali lipat dibandingkan dengan reaktor 10 megawatt yang dimiliki Sturgis. Ia akan memiliki sepasang reaktor KLT-40, tipe yang sama yang digunakan pada kapal pemecah es bertenaga nuklir Rusia yang memiliki ukuran serupa. (Saat ini Rusia memiliki 37 kapal pemecah es dan empat di antaranya bertenaga nuklir dan tiga lainnya direncanakan siap pada 2017).Dengan bobot 21.500 ton, Akademik Lomonosov jauh lebih kecil skalanya dibanding pembangkit listrik terapung yang dulu diproyeksikan oleh perusahaan pemasok AS. Dan menurut OKBM, anak perusahaan Rosatom di situsnya, kapal itu akan ditarik ke tempat tujuan, tidak berlayar menggunakan energinya sendiri.Berbeda dengan kapal pemecah es Rusia yang menggunakan reaktor uranium yang diperkaya, Akademik Lomonosov akan dimodifikasi sehingga mampu digerakkan dengan uranium yang hanya sedikit diperkaya agar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh International Atomic Energy Commission yang tujuannya untuk mencegah bahan bakar dicuri dan dikonversi menjadi senjata nuklir.Rosatom sendiri telah membuat katalog sejumlah fitur pengamanan dan mempresentasikannya pada IAEA, musim panas ini. Disebutkan, Akademik Lomonosov didesain untuk mampu bertahan terhadap berbagai bencana besar, mulai dari gempa bumi dengan magnitude 10 dan gelombang tsunami yang cukup bertenaga untuk menghempaskan kapal ke daratan. Disebutkan, kapal ini juga akan mampu bertahan menerima hantaman pesawat berbobot 10 ton yang jatuh di atasnya.Selain itu, Akademik Lomonosov juga akan memiliki sistem pendinginan cair pasif yang bersirkulasi serta batang pengontrol. Jika terjadi kondisi darurat, operator bisa menerapkan perangkat pendinginan aktif dan pasif cadangan serta sistem lain yang didesain untuk menurunkan tekanan yang terjadi di dalam penyimpanan.Website perusahaan juga memuji teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir karena terbukti ampuh saat terjadi bencana dengan memaparkan contoh. Kursk, sebuah kapal selam nuklir Rusia tenggelam di perairan dangkal laut Barents pada Agustus 2000 karena salah satu torpedonya meledak dan membunuh seluruh 118 kru kapal. "Meski bangkai kapal tenggelam lama di dasar laut, tetapi tidak terjadi kebocoran radioaktif di kawasan itu," sebut OKBM di situsnya.

Apa saja risiko reaktor nuklir terapung? Simak artikel selanjutnya.