Tikus Mungil nan Kebal Racun Kalajengking

By , Selasa, 29 Oktober 2013 | 15:34 WIB

Tak merasakan sakit? Seekor hewan pengerat padang pasir yang disebut dengan tikus grasshopper selatan tidak merasakan sakit setelah disengat. Ternyata, tikus grasshopper (Onychomys torridus) kebal dari sengatan menyakitkan dan berpotensi mematikan dari salah satu santapan mereka, kalajengking bark Arizona (Centruroides sculpturatus).Hewan pengerat ini boleh jadi memiliki ukuran yang kecil, berbobot hanya 40 sampai 60 gram saja. Tetapi mereka merupakan hewan karnivora, melolong sebelum membunuh, dan mengatasi sengatan kalajengking hanya dengan menjilat daerah luka untuk meredakan sakit sebelum memakan santapan mereka.Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Science memaparkan bagaimana tikus ini menetralisir racun yang menimbulkan rasa sakit yang dimiliki oleh kalajengking bark. Dan kemampuan ini belum pernah ditemukan pada mamalia lainnya.Kemampuan untuk merasakan sakit sendiri sangat penting, sebut Ashlee Rowe, neurobiolog dari Michigan State University. Sakit menginformasikan kita terkait adanya luka yang dialami dan mengajarkan kita untuk menjauh dari kondisi berpotensi berbahaya atau merusak.Jadi, meski bisa dapat menyebabkan bermacam efek mulai dari menimbulkan rasa sakit yang sangat sampai menghancurkan jaringan untuk melumpuhkan korban, mengembangkan penangkal rasa sakit bukanlah ide bagus. Inilah yang  membuat tikus grasshopper menjadi hewan yang mengejutkan.Jalan yang menyakitkanTikus grasshopper sebenarnya merasakan sakit seperti biasa. Dari eksperimen menggunakan senyawa yang disebut formalin dengan dosis rendah yang memproduksi sensasi terbakar pada pasien manusia yang dilibatkan dalam penelitian medis, ternyata menimbulkan reaksi pula pada hewan pengerat tersebut.Tetapi, tikus grasshopper mampu menghentikan jalan rasa sakit pada sistem syaraf mereka sebagai respons dari bisa kalajengking tertentu.Menurut Rowe, ada tiga jalur, atau gerbang, di bagian luar sel syaraf terkait rasa sakit pada mamalia. Mereka harus terbuka agar hewan bisa merasakan sakit. Ketiga jalur ini merupakan bagian dari kelompok gerbang yang lebih besar, disebut dengan ion channel, yang sangat penting bagi sistem sensor mamalia."Jika Anda memiliki ion channel yang tak berfungsi, bisa jadi Anda sakit atau mati," sebut Rowe. Umumnya, bisa kalajengking melintas pada dua gerbang syaraf pemicu: pertama, sebuah channel "penjaga gerbang" lalu diikuti oleh satu gerbang yang memancarkan rasa pakit ke otak.Menurut Rowe, kedua gerbang ini tampaknya "memainkan peranan terpenting bagi bisa kalajengking pada tikus itu". Adapun yang ketiga, tampaknya menjadi pengamat dalam kasus tersebut.Minuman mematikanSecara khusus, gerbang pemancar pada syaraf tikus grasshopper berbeda dibandingkan dengan milik tikus rumahan, atau bahkan manusia. Perbedaannya ada satu asam amino - sebuah protein pembangun yang menjadi komponen dari gerbang tersebut - yang menimbulkan anti sakit pada tikus grasshopper.Rowe menyebutkan, racun pada bisa kalajengking secara spesifik menyasar kanal penjaga gerbang untuk memulai jalan sakit. Tetapi saat racun tiba di gerbang pemancar, mereka justru malah menghentikan semuanya.Kini Rowe dan rekan-rekannya masih berusaha untuk menemukan racun mana yang bertanggungjawab terhadap efek ini dan bagaimana ia bekerja. "Jika kita bisa mengisolasi racun ini dan mempelajari bagaimana tepatnya ia berinteraksi dengan channel tersebut, itu bisa menyediakan basis untuk analgesik yang menyasar gerbang pemancar pada manusia," ucapnya.Tikus ini juga tahan terhadap seluruh racun lain yang terdapat pada bisa kalajengking bark. Secara total, bisa kalajengking itu memiliki enam jenis racun, sebut Rowe.Jika diberikan dalam dosis yang cukup besar, minuman mematikan ini akan mematikan diafragma. "Korban akan berhenti bernafas dan mati sesak," jelas Rowe. "Kita belum tahu bagaimana tikus tersebut bisa kebal," kata Rowe. "Tetapi saat ini peneliti sudah mulai menemukan jawaban."Rowe juga ingin melihat apakah ada ion channel lain yang terlibat dalam respons tubuh terhadap bisa kalajengking bark. "Ditemukannya satu gerbang target bukan berarti itu merupakan satu-satunya target," ucapnya.