Mulai Kamis (24/10) lalu, para pengunjung bioskop mendapatkan tontonan berbeda dari biasanya. Mereka akan disuguhi sebuah mahakarya film animasi tiga dimensi atau 3D, yang berkisah tentang petualangan seorang anak. Lalu apa istimewanya?
Film ini bukan film Hollywood garapan orang Barat, yang selama ini sering menghiasi layar lebar Tanah Air, tetapi 100 persen karya anak bangsa. Lebih istimewa lagi, film ini dibesut oleh para pelajar SMK.
Film berjudul Petualangan Adi ini berdurasi 90 menit. Diproduksi oleh Batavia Pictures bekerja sama dengan Castle Production, film bergenre komedi aksi ini menceritakan tentang petualangan seorang anak SMK mencari pusaka-pusaka di Nusantara. Ditemani oleh robotnya yang canggih, B10, mereka menumpas kejahatan yang ditebarkan oleh Raja Kegelapan Kokar.
Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kemdikbud Anang Tjahjono mengatakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mendukung penuh penayangan film ini, mulai dari proses pengembangan sampai eksekusi akhir. Lebih dari itu, kata Anang, dukungan diberikan mulai dari pemberian bantuan komputer ke sekolah sampai bimbingan yang diberikan oleh guru.
"Prosesnya beberapa tahun, mulai dari film serial sampai menjadi film layar lebar," kata Anang di Kemdikbud, Jakarta, Senin (28/10).
Anang mengatakan, pihaknya mendorong para pelajar SMK untuk terus berkarya menghasilkan produk-produk bermutu. Dengan terus mengasah kemampuannya, dia melanjutkan, para siswa akan semakin pandai dan dapat bekerja sama dengan industri.
"Kalau bisa produknya tidak hanya untuk konsumsi praktikum, tapi bisa dinikmati (masyarakat)," ujarnya.
Adapun sekolah yang terlibat dalam pembuatan film ini adalah SMKN 3 Kasihan Yogyakarta, SMKN 5 Yogyakarta, SMKN 2 Wonosobo, SMKN 2 Jepara, SMKN 9 Surakarta, SMKN Tunas Harapan Pati, SMKN 11 Surabaya, SMKN 4 Malang, SMKN Bina Informatika Tangerang, dan SMK Pelita YNH Sukabumi.
Anang menambahkan, setelah membuat film ini, para pelajar SMK tentunya memiliki pengalaman lebih banyak. Hal ini, kata dia, bisa dijadikan sebagai modal untuk bekerja di industri animasi atau bahkan berwirausaha sendiri.
"Jadi, siswanya membuat industri perusahaan animasi dengan bimbingan guru-gurunya. Targetnya, anak-anak menjadi berwirausaha," ujarnya.
Kota-kota yang sudah mulai menayangkan adalah Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung, Cirebon, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Batam, Pekanbaru, dan Banjarmasin. Akan tayang juga di Kota Bogor, Semarang, Solo, Malang, Binjai, Palembang, Samarinda, dan Makassar.