Misi: Selama empat bulan, akan berjalan sejauh 1.800 mil atau 2.900 kilometer dengan suhu minus 50 derajat Celcius, melewati rute sama menuju Kutub Selatan seperti yang dilalui oleh penjelajah kutub Inggris, Kapten Robert Scott pada 1911-1912. Rute tersebut diklaim telah merenggut nyawa Kapten Scott beserta anak buahnya satu abad silam.
Seperti itulah misi dari penjelajah kutub asal Inggris, Ben Saunders, dan rekan setimnya, Tarka L' Herpiniere, untuk menjelajahi Antartika dengan nama Ekspedisi Scott. Dimulai dari pondok bersejarah Scott di Pulau Ross di atas Ross Ice Shelf, gletser raksasa Beardmore, kemudian melintasi dataran tinggi kutub yang membeku.
Jika Ekspedisi Scott yang akan berjalan mulai akhir pekan ini berhasil, maka akan menjadi perjalanan kutub terpanjang bagi manusia tanpa dukungan sepanjang sejarah. Namun apa saja perbedaan dua ekspedisi kutub pada zaman dulu dengan yang akan dilakukan awal pekan ini.MakananDulu: Makanan pokok buat Scott berserta lima rekannya adalah pemmican --campuran daging sapi kering dan lemak, dengan ditambahkan air. Para peneliti menghitung asupan harian tim sekitar 2.000-3.000 kalori yang dibutuhkan untuk menjaga tubuh tetap fit dalam kondisi ekstrem seperti di kutub.Sekarang: Ekspedisi yang dilakukan Saunders dan L' Herpiniere akan mengkonsumsi hampir 6.000 kalori sehari di mana total gabungan dari 1,3 juta kalori untuk perjalanan. Menu dalam bentuk beku dan kering termasuk bubur dan krim untuk sarapan, makanan berenergi dan berprotein ringan dikuahi dengan karbohidrat panas, dan minuman elektrolit, serta kari ayam dengan ditambahkan lemak untuk makan malam.
Dikatakan Saunders,"Kami telah menginvestasikan bertahun-tahun percobaan dan pengujian dalam menyesuaikan makan yang kita butuhkan untuk sampai sejauh 1.800 mil."Kereta luncur dan bobotnyaDulu: Scott menggunakan kereta luncur kayu, perjalanan ke luar yang jauh seperti ke dataran tinggi kutub melibatkan gabungan transportasi mulai dari kereta luncur bermotor, kuda, dan anjing untuk mengangkut beban.Sekarang: Saunders dan L' Herpiniere akan mengangkut kereta luncur buatan tangan yang terbuat dari serat karbon dengan kevlar basa. Ringan namun cukup kuat untuk menahan tubrukan es yang padat dan kokoh. Kereta luncur dirancang khusus sehingga mereka dapat mempersingkat dan menampung pasokan untuk perjalanan pulang. "Manfaat dari abad inovasi dalam peralatan kutub, kita akan mengangkut beban secara signifikan lebih berat," kata Saunders.Ski Dulu: Tim Scott menggunakan ski kayu.
Sekarang: Ekspedisi Scott akan menggunakan ski yang dirancang untuk kompetisi ski gunung. Secara signifikan lebih ringan dan lebih pendek dari ski yang biasanya digunakan untuk lingkungan kutub, mereka juga sangat kuat. Ski telah disesuaikan dengan menambahkan kulit nilon pada sisi bawah untuk untuk memberikan traksi tambahan untuk beban berat.
PakaianDulu: Scott beserta timnya dulu menggunakan pakaian kutub terbuat dari wol dan kapas.
Sekarang: Saunders dan L' Herpiniere akan dilindungi oleh pakaian gunung berteknologi tinggi dengan kain luar yang telah dirancang khusus untuk lingkungan kering Antartika.KomunikasiDulu: Setelah tim Scott berada di dataran tinggi kutub, tanpa sarana komunikasi. Kisah perjalanan nahas mereka diperoleh hanya setelah buku harian Scott diambil dari tenda di mana korban terakhir meninggal.Sekarang: Saunders dan L' Herpiniere akan tetap terhubung dan memberikan update reguler termasuk foto dan video dengan menggunakan laptop yang terhubung ke satelit mobile. Laptop ultra ringan telah dimodifikasi sehingga mereka dapat mengatasi kondisi beku setidaknya hingga minus 40 derajat Celcius. Didukung oleh panel surya portabel yang menempel pada kereta luncur atau tenda, laptop juga menyediakan kemewahan menonton film.