Melalui pesan singkat yang dikirimkan pada 14.30 wib, Sofyan Arief Fesa yang sedang berada di Base Camp Ama Dablam menyatakan bahwa Ekspedisi Bandung Juara Ama Dablam 2013 dibatalkan, karena salju yang mencapai tinggi dada orang dewasa.
“Tali baru terpasang hingga pertengahan antara Camp 2 dan Camp 3, dan para Sherpa yang melakukan pemasangan tali, menyerah,” tulisnya. Bahaya avalans atau longsor salju membayangi seluruh pendaki yang berada di kawasan tersebut.
Regi Kayong Munggaran serta Nunu Nugraha yang tergabung dalam Tim Ekspedisi Bandung Juara Ama Dablam 2013, serta seluruh pendaki yang mencapai kurang lebih 50 orang dari berbagai belahan dunia termasuk para Sherpa pun turut membatalkan pendakian mereka dan bersiap untuk turun dari area tersebut.
Menurut Audy Tanhati, salah satu tim publikasi Tim Ekspedisi Bandung Juara Amadablam, para Sherpa akan kembali melakukan percobaan pemasangan tali pada tanggal lima atau enam November 2013, tergantung dari kondisi cuaca setempat. Tim pendaki dari Indonesia akan beralih ke puncak lain dan mencoba mengibarkan sang Merah Putih di Puncak Lobuche East (6.119 mdpl) yang terletak di utara Ama Dablam.
Ed Viesturs menulis dalam memoarnya mengenai pendakian 14 gunung 8.000-an mdpl yang pernah ia raih, “Getting to the top is optional, getting down is mandatory.” Pada 14 November 2006, gunung ini pernah menelan nyawa. Es yang runtuh mengakibatkan enam orang tewas saat mereka mendirikan kemah di Camp 3 di ketinggian 6.814 mdpl. Para korban terdiri dari tiga pendaki Eropa serta tiga orang Sherpa.