Masuk Kebun Durian, Orangutan ini Sempat Diikat

By , Rabu, 30 Oktober 2013 | 10:57 WIB
()

Satu orangutan jantan dewasa, ditemukan warga Dusun Alue Breuh, Desa Mane, Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie, Aceh, sejak Sabtu 26 Oktober 2013. Ia tersesat di kebun durian dekat pinggiran hutan dan sudah tiga hari diikat di sebuah lapangan dekat Meunasah desa.

Tim Sumatran Orangutan Conservation Programe (SOCP) Selasa pagi (29/10) tiba di Mane dan segera mengevakuasi orangutan ini ke Pusat Rehabilitasi Orangutan di Desa Batu Mbeling, Kecamatan Sibolangit, dekat Medan, Sumatra Utara. Asril, staf SOCP, mengatakan, orangutan ini dilaporkan sakit dan lemas, tak lagi mau makan, dan ikatan sudah dibuka.

SOCP baru mendapat laporan temuan orangutan itu Senin (28/10). Mereka terpaksa menempuh perjalanan darat karena harus membawa kandang transfer orangutan yang cukup besar. Menurut Asril, orangutan itu sudah lama terlihat di belakang CRU Mane. Namun, dalam sebulan belakangan tak terlihat lagi. “Ternyata nyebrang sungai dan masuk kebun warga.”

Sulaiman, Ketua Mukim Mane mengatakan, warga berniat menyelamatkan orangutan itu dengan menangkap beramai-ramai. Orangutan itu sempat turun ke tanah, lalu memanjat pohon. Warga terpaksa menumbangkan pohon yang dipanjat orangutan itu untuk menangkap, lalu membawa ke desa. Orangutan itu hanya diam dan tidur. Warga memberi makan pisang.

“Para pimpinan muspika dan staf BKSDA sudah datang melihat orangutan itu Minggu kemarin, kami menunggu ada yang menjemput," kata Sulaiman.

Penemuan orangutan di hutan Mane, katanya, tak pernah terjadi sebelum ini. Wilayah mereka memang tidak ada orangutan. Hutan Mane menjadi bagian ekosistem Ulu Masen. Habitat alami orangutan Sumatra di Aceh hanya di Kawasan Ekosistem Leuser.

Orangutan yang ditemukan masuk kebun durian warga di Mane, Pidie, Aceh, tampak lemas, tak mau makan dan minum. (SCOP/Mongabay Indonesia).

Meski di hutan Cagar Alam Jantho Aceh Besar yang menjadi bagian Ulu Masen ada kawasan pelepasliaran orangutan, Sulaiman tidak yakin orangutan itu bukan dari Jantho. Sebab, hutan daerah mereka tidak tersambung dengan cagar alam. “Jantho tersambung dengan Aceh Jaya dan Tangse, dengan Mane tidak.”Ian Singleton, Direktur SOCP mengatakan, mereka pernah mengamati beberapa  sarang di daerah itu sekitar 2000. Ada laporan dari pendudukan keberadaan orangutan liar di sekitar hutan. “Teori saya mungkin beberapa orangutan dibebaskan atau melarikan diri dari pemilik ilegal.”“Saya tahu pasti banyak pos TNI dan brimob memelihara orangutan ilegal selama konflik dan beberapa orang aparat mengatakan kepada saya mereka melepas orangutan di hutan di Aceh . Karena itu yang mungkin bisa salah satu dari mereka, yang bertahan di alam liar setelah dilepas atau melarikan diri,” kata Singleton.

SOCP bekerjasama dengan BKSDA Aceh membangun pusat karantina dan daerah pelepasliaran orangutan di Jantho sejak 2011. Hingga saat ini sudah melepas sekitar 50 orangutan hasil sitaan dari pemeliharaan ilegal di Aceh dan Sumut.