Berbagai teknologi untuk mengatasi kesulitan para penyandang disabilitas terus dikembangkan. Salah satunya adalah kacamata yang dikembangkan oleh Stephen Hicks dari University of Oxford ini.
Purwarupa kacamata cerdas ini menerjemahkan informasi visual menjadi gambar-gambar yang bisa dilihat orang buta. Meski demikian, kacamata ini hanya membantu penyandang kebutaan yang masih dapat mengidentifikasi cahaya dan gerakan, dengan cara membuat penglihatan yang amat terbatas itu menjadi seberguna mungkin, demikian seperti dilansir New Scientist. (31/10).
Kacamata ini menggunakan sebuah kamera dan sebuah proyektor inframerah, yang bisa mendeteksi jarak objek-objek yang berdekatan. Kacamata ini juga dilengkapi giroskop, sebuah kompas, dan GPS untuk membantu orientasi penggunanya.
Informasi yang dikumpulkan oleh instrumen-instrumen ini dapat diterjemahkan menjadi beragam gambar pada layar OLED transparan, tergantung pada bagian mana yang paling berguna buat orang yang menggunakannya. Misalnya, objek bisa dibuat lebih jelas dan dipisahkan dari latar belakangnya, atau jarak sebuah penghalang dapat ditunjukkan dengan kecerlangan gambar yang berbeda-beda.
Atas karyanya ini, Hicks memenangi Royal Society's Brian Mercer Award for Innovation. Dia berencana untuk menggunakan hadiah uang sebesar £50.000 (sekitar Rp887 juta) untuk menambahkan perangkat pengenal objek dan teks pada kacamata ciptaannya.