Udang Bumblebee yang Semakin Langka

By , Jumat, 1 November 2013 | 13:10 WIB
()

Jenis udang yang satu ini tidak kalah terkenalnya. Walaupun tidak di kalangan pecinta makanan laut, setidaknya udang mungil berukuran maksimal 1,5 sentimeter ini, menjadi buruan favorit para pehobi fotografi bawah laut untuk mengabadikan keindahan dan keunikan warna tubuhnya.

Gnathophyllum americanum demikian nama latinnya. Warna tubuhnya yang bergaris-garis hitam dan kuning sehingga serupa dengan lebah madu, membuatnya juga disebut striped bumblebee shrimp.

Udang laut ini banyak ditemukan pada negara-negara beriklim tropis, termasuk Indonesia dan di wilayah Karibia. Ini karena si udang hidup di suhu 20 sampai 25 derajat celcius. Makanan favoritnya adalah lumut atau tumbuhan algae yang banyak menempel pada karang. Selain itu, udang bumblebee juga sangat menyukai kayu-kayu yang sudah melapuk di dalam laut.

Di Indonesia, udang bumblebee masih dapat ditemui di perairan indonesia bagian timur, seperti Papua, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi. Di Indonesia tengah terdapat di Bali, Nusa tenggara Barat, dan beberapa daerah di Kalimantan. Dan di Indonesia Bagian Barat terdapat di sebagian Sumatra saja.

Udang bumblebee, terkadang juga dapat ditemukan pada hewan-hewan echinodermata, seperti bulu babi, teripang dan bintang laut. Agak sulit menemukannya di siang hari. Karena udang bumblebee shrimp termasuk hewan nokturnal, atau lebih banyak beraktivitas di malam hari dan hidup pada kedalaman satu hingga 45 meter.

Bumblebee Shrimp yang semakin langka. (Wisuda/Mongabay Indonesia)

Dengan tubuhnya yang mungil itu, dia dapat mudah menyelinap ke sela-sela atau lubang-lubang di karang-karang keras, untuk melindungi diri dari kejaran para predator alamnya, seperti ikan, kepiting, cumi-cumi, dan sotong.

Sayangnya, di Indonesia, selain dijadikan obyek foto, udang bumblebee juga dicari nelayan untuk dijual sebagai udang hias. Ini membuat keberadaannya semakin berkurang. Harganya yang cukup menggiurkan, sekitar Rp5.000 per ekornya, memancing eksplorasi besar-besaran terhadap hewan ini.

Diperlukan kesadaran dan kearifan dari masyarakat setempat, serta regulasi dari pemerintah yang ketat, untuk menjaga agar hewan cantik ini bisa berkembang biak dengan tenang. Sehingga dapat menjadi salah satu obyek wisata bawah air para penggemar fotografi makro bawah air.