Kelompok mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) merancang perangkat lunak yang memetakan penyakit menular yang sedang terjadi di suatu kawasan. Aplikasi tersebut memberi peringatan jika pengguna memasuki kawasan yang dilaporkan terjadi penyakit menular.
Daniel Oscar Baskoro, Bondan Bhaskara, Faisal Ahmad Sulhan dari Prodi Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM serta Ragil Unggul Prakoso dari Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran UGM bekerja sama menghasilkan perangkat lunak yang dinamai "Health Circle".
Cara kerja "Health Circle" yaitu mengambil informasi dari media online perihal penyakit menular yang terjadi di suatu kawasan, memverifikasinya, memetakan, kemudian mengedarkannya kepada pengguna. Adapun peta yang digunakan yaitu peta Google Map yang dapat diakses menggunakan ponsel bersistem operasi Android.
Hasil akhirnya, pengguna bisa melihat peta pada Google Map dengan tanda-tanda yang menunjukkan lokasi mana yang rawan dengan penyakit apa. Misalnya ketika ada pemberitaan mengenai wabah penyakit hepatitis di daerah tertentu di Sleman, dalam peta "Health Circle" daerah tersebut akan diberi tanda dan informasi penyakit apa yang menjangkit di sana.
Selain itu, ada pula halaman yang menunjukkan potensi penyakit di sekitar pengguna. Halaman ini berisi, misalnya "Hepatitis. Jarak: 5 km", atau "Malaria. Jarak: 10 km".
"Health Circle" membentengi pengguna, memberi informasi tempat berpotensi penyakit, dan memperingatkan jika pengguna memasukinya. "Mirip konsep antivirus pada komputer, kami terapkan untuk manusia," kata Oscar kepada wartawan di Fortakgama Gedung Kantor Pusat UGM, Bulaksumur, Yogyakarta, Jumat (1/11).
Selain itu, aplikasi ini juga dilengkapi jejaring sosial sederhana yang dapat digunakan untuk saling bertukar informasi tentang penyakit yang sedang diderita pengguna.
Menurut Oscar, akurasi informasi yang diberikan "Health Circle" mencapai 80 persen. Angka tersebut diperoleh karena informasi yang masuk masih diverifikasi oleh tenaga kesehatan bidang epidemik. Untuk keperluan tersebut mereka menggandeng mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM untuk melakukan verifikasi.
Oscar menambahkan, metode serupa juga akan diterapkan pada bidang kebencanaan dan berbagai masalah sosial, dengan menggandeng ahli-ahli di bidang masing-masing. Aplikasi ini telah masuk nominasi Indonesia ICT Awards, Agustus lalu.
Oscar sendiri akan berangkat ke Google Geo Summit di Mountain View, California, AS, pertengahan November untuk mempresentasikan karyanya tersebut.