Raja Tut Mati Akibat Kecelakaan?

By , Kamis, 7 November 2013 | 11:33 WIB

Misteri kematian raja masyhur Mesir Kuno, Tutankhamun atau Raja Tut, terus berusaha diungkap oleh para ilmuwan, seperti sebuah teka-teki yang semakin lama semakin membikin penasaran.

Riset terbaru mengungkap dua temuan mengejutkan tentang kematian Raja Tut, yang masih berusia 17 tahun ketika tewas.

Ada dua hal yang mengejutkan para ilmuwan. Pertama, mayat Raja Tut yang memerintah Mesir dari tahun 1332-1323 SM terbakar di sarkofagus setelah proses mumifikasi. Kedua, Raja Tut mungkin mati akibat kecelakaan.

Chris Nauton, pakar sejarah Mesir Kuno dan direktur Egypt Exploration Society, mulai melakukan investigasi setelah menemukan referensi dugaan terbakarnya mayat Raja Tut dari catatan Howard Carter, ilmuwan yang menemukan kuburan Raja Tut pada 1922.

Lewat riset, Nauton menemukan bahwa berdasarkan analisis sinar X dan mikroskop elektron, tubuh Raja Tut memang terbakar.

Sebab terbakar, seperti diberitakan Foxnews, Senin (4/11), adalah minyak yang digunakan untuk pembalsaman yang merendam dan kemudian bereaksi dengan oksigen. Komponen itu bereaksi sehingga "memasak" tubuh Raja Tut pada suhu yang sangat tinggi, hingga 200 derajat Celsius.

"Di samping semua perhatian yang ditujukan pada mumi Tut selama bertahun-tahun, kondisi aneh pada mumi sepertinya tak begitu diperhatikan," ungkap Naunton.

"Hangusnya tubuh dan kemungkinan proses mumifikasi memicu pembakaran segera setelah penguburan adalah sesuatu yang sangat tak terduga," imbuhnya.

Untuk mengungkap sebab kematian, Naunton melakukan autopsi virtual. Terungkap, kematian Raja Tut memang terjadi akibat kecelakaan. Menurut Livescience, Senin, kecelakaan menyebabkan hancurnya tulang rusuk dan pinggul.

Skenario kecelakaan ini, menurut tim peneliti dari Inggris, kemungkinan Raja Tut mengalami trauma yang parah akibat kecelakaan kereta kuda. Pada masa itu, berkereta kuda--baik untuk berburu maupun perang--adalah hal yang biasa dilakukan raja.

Skenario lainnya? Diserang kuda nil. Pada masa kini, kuda nil memang sudah punah di Mesir. Tetapi, jauh di selatan di Afrika, makhluk seberat 1.360 kilogram dengan rahang yang kokoh dan gigi yang tajam ini dikenal memiliki serangan mematikan.

Yang jelas, semua kemungkinan tersebut membuat proses pencarian sebab-musabab kematian sang raja kian menarik untuk ditelusuri.