Kota Terlarang Cina Dibangun dengan Memanfaatkan Jalan Es

By , Kamis, 7 November 2013 | 14:03 WIB

Sebuah tim insinyur internasional mengungkapkan bahwa pembangunan Kota Terlarang Beijing mengandalkan jalan es pada berabad-abad lalu, sebagai sarana transportasi untuk mengangkut batu-batu berukir dengan ukuran yang super besar dari tambang menuju konstruksi situs.Temuan ini sekaligus membenarkan legenda yang tertulis dalam buku-buku yang terabaikan selama ini. Tim peneliti yang dipimpin oleh Li Jiang dari Universitas Sains dan Teknologi Beijing menyimpulkan, dengan dilumasi air, jalan es sepanjang 70 kilometer dibangun selama bulan-bulan musim dingin. Jalan tersebut digunakan sebagai sarana transportasi mengangkut batuan besar sebagai material bangunan.

Hingga akhirnya berdirilah sebuah situs warisan dunia "Kota Terlarang Beijing" yang menjadi kursi kekuasaan dari kekaisaran Cina pada 1416-1911. Setelah tertutup bagi umum, akhirnya istana kota dibangun dengan menggunakan batu-batu superbesar antara abad 15 hingga 16."Bagaimana batu-batuan besar tersebut sampai ke kota Beijing? Ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan rekayasa teknis yang luar biasa," kata insinyur Princeton Howard Stone, yang memaparkan temuannya dalam Proceedings of National Academy of Sciences. Batu berukiran naga dan awan Large Stone Carving yang menyimbolkan rahmat menghiasi tangga menuju Hall of Preserving Harmony. Salah satunya adalah batu dengan berat lebih dari 300 ton. Bahkan salah satu Large Stone Carving yang memiliki panjang 16,8 meter, lebar 3 meter dan tebal sekitar 1 meter menjadi objek wisata menarik hingga hari ini.Teknik enigmaBudaya kuno Mesir mengisahkan stonehenge bisa sampai ke Pulau Paskah dengan mempekerjakan sekelompok manusia dan bintang untuk mengangkut patung kolosal dan batu-batu dengan digulingkan ataupun dengan menggunakan kekuatan otot belaka. Sementara sebuah plakat di Kota Terlarang mengisahkan bahwa jalan es digunakan untuk membawa batu-batu besar sampai ke Beijing.Akan tetapi, sejarah teknik tidak menyebutkan mengenai inovasi es, Stone menekankan bahwa penemu Cina menciptakan semacam gerobak pada 1500 Sebelum Masehi, di mana gerobak tersebut dapat menegangkut batu-batu besar. Stone, Li, dan rekannya dari Haosheng Chen of Tsinghua University di Beijing memutuskan untuk menyelidiki sejarahnya setelah tahun lalu mereka mengunjungi Kota Terlarang.

Tidak terdapat dalam rahasia Cina kunoSetelah melakukan pencarian dokumen Arsip, Li menemukan catatan Cina yang berusia 500 tahun yang mengklaim bahwa pada tahun 1557, terdapat batu seberat 123 ton yang diangkut lebih dari 28 hari menuju Kota Terlarang dari sebuah tambang dengan kereta luncur es.Dokumen yang sama mencatat sengketa di antara para pejabat kekaisaran pada tahun 1596 mengenai bagaimana cara untuk membawa lebih banyak batu ke Kota Terlarang. Sebagian berpendapat dengan menggunakan binatang bagal dan kereta/gerobak memang lebih murah, namun dengan menggunakan tenaga laki-laki dan kereta luncur adalah cara yang lebih aman untuk mengangkut batu mahal tersebut.Faktanya, tim analisis studi menemukan gerobak Cina pada abad ke-16 yang tidak mampu mengangkat batu seberat 96 ton. Analisis dari berbagai kereta luncur pun bermunculan mulai dari seperti penggelinding, papan kayu di atas tanah atau bahkan jalan es itu sendiri menemukan bahwa metode ini memberikan terlalu banyak gesekan.Jalan raya esTim menyimpulkan jalan es buatan dibuat pada musim dingin sepanjang 70 kilometer dari kota. Jalan setapak tersebut dilumasi dengan air agar dapat dilintasi kereta luncur yang membawa batu.Jalan raya es membentang dari tambang ke kota melintasi beberapa sungai. Batu-batu itu ditarik oleh tim yang setidaknya terdiri dari 46 laki-laki. Menurut catatan dalam dokumen tim tersebut akan melumasi jalan es dengan air dari sumur yang berada di sepanjang jalan setiap setengah mil.Berdasarkan analisis dengan cara dilumasi, batu-batu akan meluncur bersama sejauh 0,29 kilometer per jam. Hal ini merupakan cara yang cukup cepat untuk menjaga agar permukaan jalan es tetap basah agar dapat dilalui oleh sebelum air membeku. Analisis menunjukkan bahwa rata-rata suhu musim dingin di Beijing pada bulan Januari mencapai -3,7°Celsius. Dalam kondisi seperti itu, akan menghasilkan es yang cukup keras sehingga akan sulit untuk menanggung berat batu.Tugas monumental"Jalan es bersejarah menjadi solusi elegan untuk mengatasi masalah teknis," kata Stone. Musim dingin Cina Utara dan organisasi negara kekaisaran menghasilkan penciptaan teknik pelumasan es, menurut Stone teknik tersebut mendahului perkembangan ilmiah abad ke-18. "Cina juga mendirikan tembok besar dan monumen umum besar lainnya, Mereka pasti tahu apa yang mereka lakukan," kata Stone.