Sebetulnya, semua bayi suka mengisap jarinya. Aktivitas ini termasuk kesenangan utama bagi mereka. Mengisap jari timbul karena dorongan alamiah yang kuat dari dalam diri bayi-bayi yang baru lahir, bahkan sejak mereka dalam kandungan.
Mulut, bagi seorang bayi, adalah organ penting, yang fungsinya tidak hanya untuk makan, tapi juga untuk mengeksplorasi, dan bersenang-senang. Bayi berada dalam periode oral tersebut sampai usia 1,5 tahun. Pada fase ini, ketergantungan mereka terhadap aktivitas mengisap dari mulut sangat tinggi.
"Mengisap menjadi cara utama untuk survive. Entah dari ASI, maupun botol," papar Jacinta F. Rini, MSi, project consultant dari Harmawan Consulting. Banyak ahli setuju, proses mengisap ini adalah bagian dari insting bayi untuk hidup. Dari mengisap, seorang bayi juga bisa mendapatkan kenyamanan, ketenangan, dan rasa aman.
Mengisap jari pada bayi-bayi yang lahir prematur membuat berat badan mereka naik, dan frekuensi menangis mereka turun. Ini disebabkan karena mengisap jari dapat memberi ketenangan pada diri mereka.
Aman dan nyaman
Sebelum seorang bayi dapat meraih benda-benda di sekitarnya, mereka sudah bisa menemukan tangannya, dan sangat alamiah jika lantas tangan "yang baru ditemukan" tersebut dimasukkan ke dalam mulutnya.
Awalnya, proses memasukkan jari tangan ke dalam mulut itu terjadi karena kebetulan. Namun bayi dengan cepat belajar, bahwa kegiatan memasukkan jari ke dalam mulut ternyata bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan. Akibatnya, mereka pun melakukannya secara terus-menerus.
Ketika anak semakin besar dan sudah tidak dalam tahap oral lagi, maka mengisap jari menjadi jalan untuk mendapatkan kenyamanan. Ketika anak merasa tidak nyaman, lelah, mengantuk, merasa kesepian, atau tidak aman, kegiatan mengisap jari bisa dijadikan cara ternyaman untuk mendapatkan kenyamanan.
Jacinta belum menemukan penelitian yang mengungkapkan hubungan pelepasan ASI dengan kebiasaan mengisap jari. Namun, ahli psikologi klinis ini memperkirakan, ketika seorang anak belum siap "berpisah" dari ASI ibunya, ia bisa lari ke thumbsucking untuk mencari rasa aman yang sebelumnya didapat dari pemberian ASI dari ibunya.
Jika pemisahan ASI ini disebabkan oleh hal yang tak bisa dihindari (misalnya punya adik lagi), maka orang tua harus sensitif terhadap keperluan rasa aman yang didambakan si buah hati. "Berikanlah rasa aman dan nyaman yang sepadan dengan pemberian ASI," saran Jacinta.