Kenikmatan Menjelajahi Rumah Kadal Purba (II)

By , Kamis, 14 November 2013 | 21:22 WIB

Laut memang telah membuat kita berdecak kagum, tapi apabila kita kembali ke daratan, niscaya kita terpukau kembali. Kawasan lindung yang memiliki tiga ekosistem daratan— savana, hutan hujan, dan hutan daratan tinggi— ini menjadi hunian nyaman bagi 277 jenis satwa. Jenisnya perpaduan Asia dan Australia. Angka tersebut juga termasuk 32 spesies mamalia, 128 jenis burung, dan 37 jenis reptilia.Berikut komodo, yang menjadi maskot, setidaknya 25 spesies hewan darat atau burung di dalam kawasan ini telah terlindungi.Sebelum dinyatakan sebagai daerah perlindungan bagi kekayaan hayati yang unik dan khas, kawasan pulau-pulau di Komodo telah lebih dahulu dihuni oleh manusia. Data yang dimiliki Balai TN Komodo mencatat bahwa terdapat sekitar 4.000 penduduk di dalam kawasan, yang tersebar di empat perkampungan.Di wilayah Gunung Ara kita dapat menemukan sejumlah bukti bahwa peradaban telah berada di kawasan Komodo sejak beberapa ratus tahun lalu.Misalnya, pohon nangka, kelapa, mangga, dan sisa-sisa tinggalan keramik. Diperkirakan penduduk telah mendiami wilayah kampung kurang dari 100 tahun lalu.Keindahan dan keragaman hayati darat dan air komodo telah menarik sebagaian manusia untuk mengekstraksinya melalui jalan pintas. Kegiatan yang merusak telah dilakukan sejak beberapa dekade lalu pula. Sebagian nelayan, misalnya, melakukan teknik penangkapan ikan secara destruktif.Di bagian darat, tutupan hutan hujan menghadapi tekanan. Populasi setempat yang melonjak hingga 800 persen selam 60 tahun belakangan itu membutuhkan kayu sebagai bahan bakar dan sumber air minum. Sementara itu, perburuan rusa timor masih terus dilakukan.Di area pesisir, mangrove ditebangi demi kebutuhan penyediaan arang. Akibatnya, kehidupan laut dan satwa darat menjadi terganggu.Namun di masa depan, pemanfaatan dalam lingkup pariwisata diyakini akan mendongkrak popularitas Pulau Komodo. Tentu saja, pariwisata yang dikembangkan adalah kegiatan yang bertanggung jawab sekaligus mendukung konservasi peninggalan sejarah beserta isinya.Apabila skenario ini berhasil, masyarakat setempat dapat menikmati hasil, sementara sang kadal purba raksasa tadi masih tetap eksis.(*) Catatan perjalanan ini merupakan bagian dari sisipan National Geographic Traveler-Edisi Januari 2011