Kota Batu, Ruang Publik untuk Semua

By , Minggu, 17 November 2013 | 08:09 WIB

Patut dikemukakan, Edwin Nafarin merupakan arsitek di balik semua konsep perubahan ruang publik di Kota Batu. Dia yang merancang Jatim Park I, Jatim Park II di Kabupaten Lamongan, Jatim Park III di Batu, Batu Secret Zoo, dan Batu Night Spectacular, termasuk Alun-alun Kota Batu yang gratis dengan kesenangan yang lebih kurang sama dengan taman bermain yang tidak gratis itu.

Edwin bisa menjadi sedikit arsitek yang beruntung, bekerja di satu wilayah terus-menerus hingga akhirnya bisa merealisasikan idealismenya, rancangan arsitektur yang ia sebut: ruang publik untuk semua.

Wali Kota Batu Eddy Rumpoko, yang kini menjalani masa jabatan kedua, menerapkan dua jalan alternatif dari arah Kota Malang dan Kabupaten Malang. Hal itu guna menambah ruang terbuka untuk mengurai kemacetan yang memanjang sepanjang Batu-Malang-Pandaan setiap Sabtu dan Minggu, atau hari besar lainnya.

Kini Pemkot Batu juga mengajukan permintaan kepada Pemerintah Provinsi Jatim agar bisa membuat jalan tembus dari Pandaan langsung ke Batu melintasi hutan Perhutani.

Kesulitan zaman menemukan solusinya sendiri. Batu yang dulu kota wisata yang seolah tak tahu akan ke mana, sempat kesal pada pemandangan wisatawan berbondong-bondong sementara masyarakat hanya menonton, kini masyarakat pun menikmati. Wisatawan juga tertumpah ke ruang publik yang lebih terbuka. Itulah idealisme ruang publik untuk semua.