Pencurian benda antik dan benda bernilai seni tinggi dari museum tidak hanya marak di Indonesia. Di Inggris, jumlah kejahatan yang dilakukan oleh organisasi kriminal ini pun meningkat.
Petugas polisi senior mengatakan total kerugian akibat kehilangan benda-benda seni mencapai £300 juta atau Rp5,6 triliun lebih per tahun.
Angka ini adalah kedua tertinggi setelah transaksi narkoba dan lebih tinggi daripada nilai kerugian pencurian kendaraan.
Angka dari badan resmi yang merilis kerugian akibat pencurian benda seni melaporkan bahwa sejak tahun 1991, terdapat sekitar 60.000 benda seni, barang antik atau koleksi telah dilaporkan sebagai hilang, dicuri, atau dijarah dari Inggris.
Pada Mei tahun lalu, satu kendi langka dari abad pertengahan dicuri dari layar kabinet dengan keamanan yang tinggi di Discovery Centre Stockwood di Luton.
Benda itu adalah salah satu dari hanya tiga yang dikenal di dunia dan senilai £750.000 (Rp14 miliar).
"Setelah pencurian itu, semua orang kaget dan sangat marah. Rasanya seperti serangan pribadi dan kami bertekad untuk mendapatkannya kembali," kata Karen Perkins, direktur seni dan museum di Luton Culture.
Kendi ini akhirnya ditemukan oleh polisi dan dikembalikan ke museum, namun belum dimasukkan kembali pada layar karena kerusakan yang berkelanjutan. Satu orang yang terlibat dalam pencurian itu dipenjara selama lebih dari dua tahun karena ikut menangani barang curian ini.
Detektif mengatakan kelompok kriminal dalam kasus pencurian seperti ini tidak segan untuk melakukan kekerasan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Untuk mengatasi kejahatan semacam ini, kepolisian Inggris dan English Heritage akan meluncurkan strategi baru pada Senin (18/11) ini.Asosiasi Kepala Kepolisian (ACPO) mengklaim adanya tren di antara kelompok kejahatan terorganisasi untuk mencuri karya seni yang ditampilkan di museum-museum, perpustakaan, arsip, dan koleksi pribadi untuk mendanai tindak kriminalitas lainnya.
"Ini sangat mengkhawatirkan kami," kata Andy Bliss, dari ACPO. "Hanya satu benda dapat bernilai jutaan pound dan benda ini menarik bagi banyak penjahat di seluruh dunia."
Sementara itu, detektif khusus yang menangani kejahatan terorganisasi, Adrian Green, mengatakan kepada BBC Radio 5 bahwa benda yang dicuri di Inggris kemudian dikirim ke luar negeri untuk dijual ke dealer dan kolektor.