Potensi listrik dari laut Indonesia relatif sangat besar. Survei Asosiasi Energi Laut Indonesia (Aseli) pada 2011 menunjukkan adanya energi sebesar 49.000 megawatt energi dari laut Indonesia. Energi itu diperoleh dari pemanfaatan suhu laut sebesar 43.000 MW, arus dan pasang laut sebesar 4.200 MW, dan gelombang laut sebesar 1.200 MW.
Jika dihitung-hitung, energi itu lebih besar jika dibandingkan dengan energi yang dihasilkan PLN saat ini. Cukup disayangkan, sampai saat ini belum ada inisiatif konkret untuk menggunakan potensi yang cukup menjanjikan tersebut.
"Meski potensi yang dimiliki sungguh sangat besar, tapi hingga kini energi laut belum dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik," jelas Mukhtasor yang merupakan ketua Aseli, sekaligus anggota Dewan Energi Nasional, seperti yang dilansir Kompas.
Potensi energi-energi dari laut yang cukup besar tersebut di beberapa lokasi. Misalnya wilayah-wilayah yang berhadapan langsung dengan laut lepas Samudra Hindia di selatan, Samudra Pasifik di utara, dan Laut Cina Selatan di barat laut.
Pantauan potensi laut juga tidak hanya dilakukan oleh Aseli. Kementerian ESDM dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) LIPI pada Desember 2013 ini meluncurkan peta potensi energi laut. Harapannya, data-data tersebut bisa dijadikan rujukan untuk membangun pembangkit listrik tenaga energi laut skala pilot untuk kapasitas lebih dari 1 MW.
Sebagai langkah awal, BPPT sejatinya telah mengembangkan pembangkit listrik tenaga energi laut di Nusa Tenggara dan Yogyakarta. Teknologinya antara lain adalah gelombang rotor, osilasi kolom air, dan tipe Darius.
Teknologi ini, jika sukses ke depannya, akan semakin melengkapi teknologi energi listrik lainnya seperti panas bumi, matahari, angin, dan biomasa. Harapannya, dengan potensi yang ada, kebutuhan listrik Indonesia untuk ke depannya tetap terjaga dan bisa dirasakan untuk kepentikan orang banyak.