Riset Ilmiah Bersinergi dengan Teknologi Komputasi Tinggi

By , Selasa, 19 November 2013 | 16:23 WIB

Hasil-hasil penelitian dalam bidang komputer, kontrol, infromatika, dan berbagai aplikasinya dikupas dan disajikan dalam gelaran IC3INA (International Conference on Computer, Control, Informatics and its Appplications) 2013.

Konferensi internasional ini diselenggarakan 19-20 November 2013 di Auditorium Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat, Jakarta.

Selain pemaparan hasil riset terkini, IC3INA juga memberikan dua sesi khusus terkait dengan implementasi komputasi kinerja tinggi (High Performance Computing/HPC) serta teknologi cloud computing.

IC3INA telah masuk sebagai agenda IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers), organisasi profesi internasional terbesar dan tertua di dunia, sehingga publikasi riset ilmiah dari para pemakalah akan dilansir dan di-indeks secara global melalui IEEExplore. "Publikasi di ranah global akan berkontribusi untuk meningkatkan peringkat Indonesia di komunitas ilmiah global," demikian disampaikan oleh Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Syahrul Aiman.

Kesempatan tersebut sekaligus menandai peluncuran fasilitas LIPI Grid di Bandung dan Cibinong, yang merupakan cluster komputasi terbesar dan pertama di Indonesia saat ini.

Kepala Pusat Penelitian Informatika LIPI, Laksana Tri Handoko mengutarakan di sela-sela acara, tujuan penting yang diharap dari konferensi adalah pengakuan internasional terhadap publikasi para peneliti Indonesia.

Dari 170 makalah yang diterima oleh penyelenggara, sekitar 70 makalah yang akhirnya diterima untuk dipresentasikan, dengan setengahnya adalah pemakalah asing. Menurut Kepala Humas LIPI Nur Tri Aries, ini menunjukkan betapa ketat atau selektif IC3INA. "Konferensi internasional harus seperti itu. Mengedepankan kualitas [karya ilmiah], bukan kuantitas," kata Nur.

Sementara mengenai dibukanya fasilitas untuk pusat data, dikatakan Handoko, mereka akan masuk ke riset ilmiah yang berbasis komputasi tinggi. "Contohnya bisa [riset] di bidang-bidang seperti bioinformatika, DNA molekuler, atau pengujian obat baru, bertemu dengan teknologi komputasi, semua akan akan disimulasikan, guna mengurangi biaya dan waktu secara umum," jelasnya.

Meski begitu, Handoko bertutur bahwa penelitian semacam ini bersifat penelitian dasar. "Kalau terkait yang langsung aplikatif, tentu saja, agak sulit. Karena ini bicaranya riset di bidang komputer dan komputasi. Jadi bukan bagaimana kita membuat produk.

Memang sebetulnya, yang diinginkan adalah penelitian yang murni saintifik. Itulah tugas kami sebagai ilmuwan," tambahnya.