”Ada tiga opsi. Yang pertama adalah membangun landasan yang jaraknya agak jauh, sekitar 1,5 kilometer dari landasan sekarang. Namun, ternyata biaya pengadaan lahan bisa mencapai Rp 4 triliun,” kata Bambang.
Opsi kedua adalah membangun landasan yang jaraknya dekat dengan kedua landasan yang ada saat ini (existing). Biaya pembebasan lahan akan lebih murah, yakni sekitar Rp 1 triliun. Namun, kapasitas tambahan yang didapat tidak banyak, hanya 30-35 persen.
”Ada opsi yang ketiga, yakni landasan dibangun agak jauh sehingga lebih mendekati pantai. Landasan ini akan dibuat seperti area kantong, tertutup, sehingga tetap aman. Nanti penumpang akan diangkut dengan kendaraan khusus seperti monorel untuk ke bandara utama. Namun, biaya pembangunan opsi ketiga ini masih harus dihitung,” tutur Bambang.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan bersama Angkasa Pura II dan juga Perum Navigasi akan berangkat ke Bandara Heathrow, London, Inggris, untuk belajar bagaimana bandara itu bisa menampung 100 penerbangan per jam hanya dengan dua landasan. Soekarno-Hatta juga mempunyai dua landasan, tetapi hanya mampu menampung 64 penerbangan setiap jam.