Hidung Laki-laki Lebih Besar dari Hidung Perempuan

By , Jumat, 22 November 2013 | 07:35 WIB

Sepertinya pernyataan besarnya ukuran hidung seseorang bergantung berapa banyak oksigen yang dibutuhkan, tak hanya sekadar asumsi belaka. Sekelompok peneliti dari Amerika Serikat menegaskan pernyataan tersebut: ukuran hidung seseorang sangat terpengaruh terhadap seberapa besar oksigen yang dibutuhkan.

Temuan terbaru tersebut juga berhasil menjawab pertanyaan klasik, kenapa hidung laki-laki (sering) lebih besar ukurannya daripada hidung perempuan. Sebuah publikasi yang dikeluarkan oleh Universitas Lowa menyebut, hidung laki-laki 10 persen lebih besar dari hidung perempuan.

Ketika pertama dilahirkan, ukuran hidung laki-laki dan perempuan relatif sama. Proses perubahan signifikan ukuran hidung manusia tampak jelas ketika manusia berumur 11 tahun, ketika memasuki fase pubertas. Di mana pada fase ini banyak ditandai dengan perubahan struktur tubuh, baik laki-laki atau perempuan.

Para peneliti percaya, perbedaan ukuran hidung dibangun dari perbedaan energi yang dibutuhkan serta jenis kelamin. Laki-laki umumnya memiliki masa otot yang lebih ramping, yang memerlukan lebih banyak oksigen untuk pertumbuhan jaringan otot. Sementara perempuan, dalam fase pertumbuhan pasca-pubernya, cenderung lebih banyak memproduksi lemak.

“Ini adalah studi pertama yang meneliti bagaimana ukuran hidung berkaitan dengan ukuran tubuh pada pria dan perempuan dalam studi yang relatif lama. Sebelumnya asumsi itu sudah ada, tapi hanya menjadi wacana tanpa dasar saja,” ujar Nahtan Holton, pemimpin penelitian.

Penelitian ini juga menjawab mengapa hidung manusia modern lebih kecil dibanding dengan manusia kuno, seperti Neanderthal. Para peneliti percaya, bahwa ini semua disebabkan oleh masa otot yang dimiliki oleh nenek moyang manusia itu jauh lebih besar dibanding manusia modern.

Sejatinya, kunci jawaban terkait ukuran hidung sudah mulai dimunculkan beberapa tahun silam. Sebuah studi pada 1999 yang diterbitkan oleh jurnal European Journal of Noutrition menjelaskan, kebutuhan energi pada pria berlipat ganda dari perempuan. Kondisi ini memungkinkan pria untuk membutuhkan asupan lebih banyak daripada lawan jenisnya tersebut.