24 November 1924 merupakan hari bersejarah bagi dunia penerbangan negeri ini karena pada hari ini, untuk pertama kalinya, pesawat terbang sipil mendarat di Batavia yakni pesawat jenis Fokker F. VII dengan registrasi H-NACC milik maskapao KLM (Koninklijke Luchtvaart Maatschappij).
Waktu itu nama Indonesia memang belum ada. Dunia internasional masih mengenalnya dengan Dutch East Indies. Penerbangan ini sebenarnya untuk uji coba menciptakan jalur penerbangan komersial.
Pada penerbangan perdana ini memakan waktu selama 55 hari. Waktu yang cukup panjang dikarenakan mesin pesawat sempat mengalami kerusakan di Bulgaria.
Awak pesawat terdiri dari Thomassen a Thuessink van der Hoop sebagai kapten pilot, Lieutenant van Weerden Poelman sebagai kopilot, dan P van den Broeke sebagai engineer.
Pesawat akhirnya terbang juga setelah menunggu hampir satu bulan. Pada 21 November 1924 pesawat dengan empat mesin ini memasuki Pulau Sumatera (sayang tidak ada catatan data mendarat di mana saja ketika mereka melintas di Sumatera). Dan beberapa hari kemudian pesawat mendarat di Pangkalan Udara Tjililitan (sekarang Lanud Halim Perdanakusuma).
Perjalanan dari Belanda menuju Batavia ini ditempuh selama 127 jam dan 16 menit. Setelah dianggap sukses melakukan perjalanan, KNIL, yaitu perusahaan penerbangan sipil yang beroperasi di Hindia Belanda mengoperasikan tujuh pesawat sejenis dengan registrasi H-NAFA sampai H-NAFD. Kemudian registrasi ini diubah menjaadi PK-AFA sampai PK-AFD.