"Selamat Datang di Durai!"

By , Jumat, 22 November 2013 | 19:22 WIB

Saya yang ikut dalam rombongan Indonesia International Maritime Festival (IIMF, sebuah kepanitiaan menyambut pergelaran Multilateral Naval Exercise 2014 Cooperation for Stability, Anambas-Natuna-Batam Maret-April 2014) dijemput menuju Pulau Durai dengan cara yang mengasyikkan.Selepas petang, dari Pulau Bawah— tempat kami pelesir siang sampai sore dengan pantai berpasir putih serta dikelilingi gugus pulau-pulau batu—kami diangkut dengan Kapal Anambas I milik Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas sekitar empat jam perjalanan.Lantas di pertengahan perjalanan, kami berpindah ke kapal patroli KAL Baruk yang berlayar bersisian lalu mendekat di lambung kiri. Sesudah berlayar sekitar dua jam, dan waktu mendekati tengah malam, satu persatu dari kami diturunkan ke perahu karet yang ditarik menuju pantai berpasir putih selembut tepung.Seru, menantang, sekaligus penuh kesan! Karena di garis pantai, telah menunggu api unggun, tenda peleton tempat bermalam serta hidangan laut serba bakar."Selamat datang di Durai! Beginilah hidup di pulau, harus selalu siap dengan segala kondisinya," sambut Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Tarempa, Letnan Kolonel Laut (P) Agung Jaya Saktika di titik pendaratan perahu karet. Bila diterjemahkan, kalimat ini memiliki arti mendalam; untuk mencapai pulau-pulau terpencil dalam peta maritim negeri kita, usaha yang dilakukan tidaklah sederhana. Tercermin dari jauhnya perjalanan laut yang kami tempuh, sekaligus dinamika gelombang laut serta arus sampai pasang surut. Tetapi di akhir perjalanan selalu ada hal membanggakan: inilah bagian dari Tanah Air kita.Kami berada di Pulau Durai untuk melakukan pengamatan atas penyu yang mendarat untuk bertelur. Dilanjutkan santap malam serta beristirahat sebelum esoknya kembali ke Anambas Resort. (Baca: Mutiara Berserak di Laut Cina Selatan)Saya sempat bergumam, kesiapan panitia yang didukung penuh jajaran Pangkalan TNI-AL di Tarempa, rasanya patut saya berikan apresiasi. Termasuk, tersedianya tenda peleton dan velbed serta selimut khusus bermotif doreng untuk keperluan bermalam. Sementara kebutuhan MCK dipenuhi dengan dibuatnya dua unit peturasan portabel.Malam itu, bulan bersinar terang, ada dua penyu yang mendarat untuk bertelur. Setelah dihitung oleh penjaga, jumlahnya ada sekitar 120 butir. Diameter kedua penyu betina itu, tidak kurang mencapai 80 sentimeter dan satu meter. Laut cukup bergelora dan cahaya bulan membuat pandangan terlihat sampai jauh. Sungguh, saya berbangga pulau kecil di dalam gugusan Kepulauan Anambas ini adalah milik kita sendiri—bangsa Indonesia.