Susah tidur atau insomnia bukan masalah sepele. Bahkan, insomnia bisa meningkatkan risiko kematian. Gangguan tidur ini memengaruhi hingga sepertiga populasi di Amerika Serikat. Berdasarkan dokumentasi, sebanyak 2.025 kematian terjadi terkait dengan kebiasaan bergadang.Hasil studi baru dari peneliti Brigham and Women's Hospital (BWH) telah menemukan bahwa beberapa gejala insomnia berkaitan dengan peningkatan risiko kematian pada pria. Temuan ini dipublikasikan secara online dalam jurnal Circulation dan akan muncul dalam edisi cetak mendatang."Penelitian kami menunjukkan bahwa di antara pria yang mengalami gejala spesifik insomnia, ada peningkatan risiko kematian akibat hal-hal yang terkait kardiovaskular," kata Li Yanping, PhD, seorang peneliti Channing Division of Network Medicine di BWH dan penulis utama naskah itu.Bahayanya Obat TidurSecara khusus, para peneliti melaporkan bahwa kesulitan tidur dan tidur dengan konsumsi obat tidur, dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi, terutama kematian yang terkait dengan penyakit kardiovaskular.Penelitian ini diikuti lebih dari 23.000 laki-laki dalam Health Professionals Follow-Up Study yang melaporkan gejala insomnia selama jangka waktu enam tahun. Dimulai pada tahun 2004 sampai 2010, peneliti mendokumentasikan 2.025 kematian berdasarkan informasi dari sumber pemerintah dan keluarga."Kita tahu bahwa tidur penting bagi kesehatan jantung. Studi telah mengaitkan kekurangan waktu tidur dengan peningkatan risiko penyakit yang berhubungan dengan jantung. Sekarang kita tahu bahwa tidak hanya memiliki risiko dampak penyakit, tetapi insomnia juga dapat memengaruhi umur kita," kata Xiang Gao, MD, PhD, seorang peneliti Channing Division of Network Medicine di BWH dan Harvard School of Public Health juga penulis senior studi ini."Insomnia adalah masalah kesehatan umum, terutama pada orang dewasa. Tetapi, hubungan antara gangguan tidur dan dampaknya terhadap risiko kematian masih belum jelas," kata Li Yanpin."Penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini," kata Xiang Gao.