Ratusan petani di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan menggelar 'Mappere' (berayun setinggi 15 meter) dan 'Massempe' (saling tendang) untuk menyambut panen raya.
Selain sebagai simbol ungkapan rasa syukur atas kelimpahan panen tradisi ini juga sebagai ajang silaturahmi para warga. Pada hari Minggu (24/11), ratusan petani di Dusun Watangmelle, Desa Melle, Kecamatan Duoboccoe memenuhi suatu area lapangan untuk menggelar pesta tahunan yang dikenal dengan tradisi Mappere dan Massempe.
Mappere atau berayun setinggi 15 meter terbilang unik memang. Pasalnya, tali ayunan ini terbuat dari kulit kerbau yang dikeringkan hingga membentang 100 meter.
Tradisi yang dimulai pada pukul 06.00 WITA tersebut diawali dengan penyembelihan seekor kerbau yang nantinya akan disajikan kepada seluruh warga. Selain itu, kulit kerbau ini dikupas memanjang seperti tali sepanjang 120 meter. Kulit kerbau itulah yang kemudian dibuat tali ayunan.
Untuk memeriahkan pesta rakyat ini juga digelar tradisi 'Mappadendang' atau menumbuk lesung yang dilakukan oleh sejumlah ibu rumah tangga dan pria dewasa.
Sementara para anak muda berkumpul di tengah lapangan untuk menggelar tradisi Massempe atau saling tendang. Dalam tradisi ini sejumlah pria dewasa berjalan ditengah lapangan sambil melambaikan tangan sebagai pertanda mencari lawan.
Jika lambaian tangan tersebut terbalas dari para penonton artinya akan terlibat duel di tengah lapangan. Dalam duel ini para peserta saling tendang dan tak boleh menggunakan tangan. Duel ini juga ditengahi oleh dua juri yang merupakan tokoh adat setempat. Tradisi ini kemudian ditutup dengan ritual Mappere.
"Tradisi ini tidak tiap kali kami lakukan, tergantung dari hasil panen kalau hasil panennya berlimpah maka kami lakukan," kata Syamsul Bahri, kepala desa setempat, menjelaskan.