Pertimbangan Terapkan <i>Homeschooling</i> untuk Anak

By , Selasa, 26 November 2013 | 00:11 WIB

Tak semua orangtua bisa seperti Agus Salim yang mendidik anak-anaknya di rumah. Memutuskan untuk menyekolahrumahkan anak bukan perkara mudah. Banyak pertimbangan meskipun anak sudah bersedia melakukan homeschooling. Begitu pula ketika orangtua sudah mendukung, kendala datang dari lingkungan.

Menurut praktisi pendidikan Henny Supolo Sitepu, metode homeschooling dibutuhkan untuk anak-anak yang karena kegiatan sehari-hari, atau karena kebutuhannya secara individual, tidak bisa bersekolah dengan sistem umum.

Demikian, pendekatan yang lebih cair dan materi yang diberikan oleh orangtua atau orang-orang terdekatnya menjadi sangat penting. Untuk anak-anak inilah homeschooling sangat dibutuhkan. Dengan sistem ini pula tentunya pemahaman orangtua pada perkembangan anak mereka amatlah penting.

Sebelum memutuskan melakukan homeschooling, orangtua wajib menjawab dulu  mengapa mereka membutuhkan homeschooling dan menghitung berbagai kemungkinan. Tentunya saat memutuskan perlu juga melibatkan anak mereka. Karena, bagaimanapun, sekolah biasa membuka kemungkinan berteman atau bersosialisasi lebih luas dibanding homeschooling.

Jika orangtua sudah menemukan jawab perlunya homeschooling dan anak tak keberatan tinggal mencari metode homeschooling yang pas. Untuk itu orangtua harus jernih memahami apa kebutuhan anak. Ini  merupakan dasar dari pilihan. Kebutuhan seringkali berbeda dari keinginan anak. Untuk memahami kebutuhan, tentu dibutuhkan pemahaman perkembangan anak.

Bagi orangtua, memahami kesiapan mental anak untuk menjalankan homeschooling merupakan tahap awal yang krusial.

“Tidak mudah bagi seorang anak untuk lepas dari lingkungan teman-temannya. Dan seringkali, terutama saat remaja, kebutuhan bersosialisasi begitu besar sehingga keterbatasan interaksi mempengaruhi rasa percaya diri pula.

Sehingga keputusan untuk menjalankan homeschooling tentu harus dilakukan bersama dengan memahami berbagai konsekuensi dalam perkembangan, dan mengimbanginya dengan berbagai cara,” tutur Henny yang mengambil master di bidang kurikulum dan pengajaran di Michigan State University.