Isu Tsunami Beredar, Warga Ambon tak Tidur

By , Selasa, 26 November 2013 | 10:52 WIB

Warga di Kota Ambon sempat panik dan tegang pascaberedarnya isu bakal terjadi gempa bumi disertai gelombang tsunami setinggi 14,7 meter di Perairan Ambon dan Maluku, Selasa (26/11) pukul 3.00 WIT. Isu itu cepat menyebar melalui pesan singkat dan jejaring sosial, sehingga membuat warga tak tidur.

Informasi yang beredar itu mengatasnamakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Maluku. Pesan itu menyebutkan bahwa BMKG Maluku memprediksi bakal terjadi gelombang tsunami setinggi 14,7 meter yang akan menghantam Kota Ambon dan Provinsi Maluku. Sebelum tsunami, dalam pesan itu disebutkan akan terjadi gempa bumi dengan kekuatan 8,0 skala Richter.

Pascaberedarnya informasi tersebut, isu lain menyebar perihal surutnya air laut di salah satu desa di Kecamatan Leihitu. Padahal, setelah dicek, info itu tidak benar.

Lantaran panik, warga memilih tidak tidur dan berkerumun di jalan-jalan dan perkampungan. Pantauan Kompas.com, ratusan orang berkumpul di kawasan Pantai Mardika. Mereka tampak terus memandang ke arah Teluk Ambon.

Atas informasi itu, banyak warga yang percaya. Tak sedikit juga yang meragukan. "Memang kita khawatir dan resah. Tapi jujur saya ragu, makanya kita begadang di sini untuk membuktikan apakah air laut akan kering atau tidak. Jika air laut kering, kita akan lari dari sini dan berarti informasi itu benar,” kata Lutfi, salah satu warga.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Farida Salampessy sudah menyampaikan bahwa isu tsunami di Ambon tidak benar. Ia meminta agar warga tidak panik.

Hingga berita ini diturunkan, baik gempa maupun tsunami tidak terjadi. Namun, warga masih saja ada yang khawatir. Mereka masih ada yang bertahan di daerah yang lebih tinggi.