Hutan hujan tropis ternyata masih menyimpan beragam spesies yang belum teridentifikasikan. Salah satunya kucing liar yang ditemukan di Amerika Selatan ini.
Tim peneliti yang terlibat dalam penemuan ini mengatakan spesies baru ini ditemukan dengan menggunakan penanda molekuler.
Sebuah tim peneliti yang dipimpin Eduardo Eizirik dari Pontifical Catholic University of Rio Grande do Sul, Porto Alegre, Brasilia, mengumpulkan sampel DNA kucing pampas (Leopardus colocolo) di bagian utara negara itu, kucing Geoffroy (L. geoffroyi) dari bagian selatan, dan dua populasi tigrina (L. tigrinus) yang terpisah--di utara timur dan selatan.
Dengan membandingkan urutan DNA mereka, tim peneliti mengungkapkan bahwa dua populasi tigrina yang ada di Brasilia tidak saling kawin, dan mereka berkembang dalam evolusi yang berbeda. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal Current Biology.
Setidaknya ada tujuh spesies kecil kucing liar dari genus Leopardus, genus Amerika Tengah dan Selatan, yang diperkirakan pertama menempati wilayah ini pada masa Pliosen akhir (sekitar 2,5-3,5 juta tahun yang lalu).
"Kami menggunakan beberapa jenis penanda molekuler untuk menyelidiki sejarah evolusi spesies ini," jelas Eizirik.
Dengan membandingkan kromosom dan mitokondria DNA yang berbeda, para ilmuwan dapat melacak pola perkawinan--atau hibridisasi--antara spesies kucing dan populasinya. Setelah diteliti, Dr. Eizirik dan rekan-rekannya mengatakan kurangnya bukti bahwa terjadi perkawinan antara tigrinas di timur laut dan selatan baru-baru ini.
"Pengamatan ini menunjukkan bahwa populasi tigrina tidak kawin campur, yang membuat kami mengelompokkan mereka sebagai spesies yang berbeda," kata Dr Eizirik kepada BBC Nature. "Sebelumnya kami benar-benar tidak mengharapkan akan menemukan perbedaan spesies di antara populasi tigrina ini," kata dia.