Terjadi Perdebatan untuk Pemusnahan Senjata Kimia Suriah

By , Jumat, 29 November 2013 | 11:02 WIB

Terjadi perdebatan di mana harus membuang senjata kimia Suriah. Senjata kimia milik Suriah rencananya akan dihancurkan di laut menggunakan kapal bantu Angkatan Laut Amerika Serikat, MV Cape Ray.

Seorang sumber mengatakan pada BBC Newsnight bahwa, berdasarkan rencana tersebut akan ada sebuah tempat pengolahan limbah menggunakan air yang menguraikan bahan kimia hingga ke level yang lebih aman. Organisasi bagi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) menetapkan tanggal 31 Desember sebagai batas waktu—bagi Suriah untuk menghilangkan zat beracun dari negaranya.

Menurut kabar yang beredar, Albania dan negara-negara lain dikabarkan akan menjadi tujuan untuk penghancuran bahan kimia itu.

Namun negara-negara ini berkeras tidak akan menerima limbah itu, meski masyarakat internasional setuju bahwa pembuangan senjata kimia adalah salah satu masalah keamanan yang paling mendesak saat ini.

Proses ini akan menghasilkan sekitar 7,7 juta liter limbah cair. OPCW mengatakan cairan ini akan dikemas dalam 4.000 kontainer.Masalah keamanan

Batas waktu proposal untuk mengajukan pengambilan kargo berisi bahan-bahan limbah ini ditetapkan pada Jumat (29/11). Cairan dalam kargo ini dikatakan sudah tidak begitu beracun dan sebanding dengan limbah industri pada umumnya.

Namun yang menjadi masalah adalah, sejauh ini tidak ada yang bersedia untuk membawa bahan kimia ini keluar dari Suriah, di mana perang saudara telah berkecamuk hingga menginjak tahun ketiga.

Bahan kemasan dan kontainer saat ini sedang dipindahkan oleh OPCW melalui Libanon ke Suriah. Dalam beberapa minggu ke depan diyakini konvoi tentara Suriah akan mulai memindahkan bahan kimia ini ke suatu pelabuhan di Mediterania.

Terdapat beberapa pertanyaan terkait seberapa aman proses pemindahan ini. Namun hingga saat ini ini tim OPCW telah berhasil memenuhi tengat waktu jadwal pelucutan senjata kimia Suriah.