CAMBRA, Metode untuk Deteksi Gigi Berlubang

By , Senin, 2 Desember 2013 | 22:17 WIB

CAMBRA merupakan singkatan dari Caries Management by Risk Assessment, adalah sebuah metode untuk mencegah atau merawat lubang gigi pada tahap awal berdasarkan penilaian faktor risiko gigi berlubang. Metode CAMBRA pertama kali diperkenalkan sepuluh tahun yang lalu di Amerika Serikat.

Menurut Citra Kusumasari, dokter gigi spesialis konservasi gigi yang berpraktik di berbagai klinik di Jakarta, dasar filosofi CAMBRA adalah penilaian berdasarkan indikator penyakit gigi berlubang setiap pasien, juga faktor-faktor risiko dan pelindung mengenai terjadinya gigi berlubang pada saat ini dan masa yang akan datang.

Indikator penyakit gigi berlubang pada setiap pasien dinilai melalui tanya jawab langsung ke pasien dan pemeriksaan klinis. Berbagai metode terbaru untuk melakukan pemeriksaan klinis gigi berlubang, antara lain melalui metode laser, transluminasi serat optik, serta refleksi dan refraksi LED.

Faktor risiko gigi berlubang didefinisikan sebagai alasan biologis yang menyebabkan atau memicu penyakit gigi berlubang pada saat ini dan masa yang akan datang. Berikut 9 faktor biologis yang dapat memicu penyakit gigi berlubang, yang dinilai dalam metode CAMBRA terhadap pasien:

1.    Jumlah bakteri asidogenik dan asidurik di dalam air liur2.    Plak yang berlebihan pada gigi3.    Terlalu sering mengkonsumsi camilan4.    Pit dan fisur gigi yang dalam5.    Penggunaan obat-obatan rekreasional6.    Kurangnya aliran air liur7.    Adanya faktor-faktor pengurang aliran air liur (obat-obatan, radiasi, dan penyakit sistemik)8.    Akar gigi yang terbuka9.    Penggunaan alat ortodontik

Sedangkan faktor pelindung terjadinya gigi berlubang didefinisikan sebagai faktor biologis atau terapeutik yang dapat digunakan untuk mencegah penyakit gigi berlubang. Faktor-faktor tersebut termasuk berikut ini.

1.    Konsumsi air minum yang terfluoridasi2.    Penggunaan pasta gigi berfluoride secara rutin 1-2kali sehari3.    Penggunaan obat kumur yang mengandung fluor dengan kadar rendah (0,05 NaF) setiap hari4.    Aplikasi fluor topikal minimal 6 bulan sekali5.    Penggunaan obat kumur klorheksidin selama 1 minggu setiap bulan6.    Memiliki aliran air ludah yang cukup

Setelah seluruh penilaian kepada pasien dilakukan, doktergigi akan merencanakan perawatan sesuai hasil penilaian tersebut, misalnya memperbaiki kebiasaan pasien dalam merawat gigi, melakukan penambalan pit dan fisur pada gigi, dan sebagainya.

Jika seluruh filosofi CAMBRA berhasil diterapkan kepada pasien, maka kesehatan gigi dan mulut pun lebih optimal.