Pertumbuan ekonomi pesat di Cina dan India mendorong peningkatan konsumsi daging di sana melonjak besar-besaran. Sebuah studi yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences pada 2 Desember, mengungkap secara komprehensif tren global ini.
Ini merupakan pertama kali peneliti menghitung tingkat tropik dengan metrik dari sisi manusia. Sistem metrik digunakan dalam ilmu ekologi untuk menempatkan spesies-spesies dalam rantai makanan.
Metrik menempatkan tumbuhan dan ganggang (yang mampu memproduksi makanannya sendiri) di level 1. Seterusnya kelinci dan segala binatang pemakan tumbuhan di level 2. Rubah yang memakan kelinci di level 3. Ikan kod, di level 4. Sampai beruang kutub di level puncak karena tak punya atau sedikit pemangsa.
Tingkat tropik organisme dihitung dengan menjumlahkan tingkat tropik makanan dalam diet dan proporsi yang dikonsumsinya. Diperkirakan di tahun 2009, manusia berada pada level 2.21. Posisi ini membuat kita di level yang setaraf dengan omnivor lain seperti babi dan ikan-ikan kecil, dalam jaring-jaring makanan.
Pemimpin tim dalam studi ini ialah Sylvain Bonhommeau, seorang peneliti perikanan pada French Research Institute for Exploitation of the Sea di Sète. Ia mengatakan peneliti juga menemukan perubahan pola makan dari waktu ke waktu.
Bagaimana?
Mereka melakukan kalkulasi tingkat tropik manusia (dari data kompilasi 176 negara berdasarkan FAO) sejak periode 1961 - 2009 dengan 102 jenis makanan—berupa lemak hewan hingga ketela ubi.
Ternyata, selama lebih dari 50 tahun, ada peningkatan pada konsumsi lemak dan daging seiring juga kenaikan tingkat tropik rata-rata manusia sekitar tiga persen. Nampaknya kecil saja, tetapi setelah dianalisis, itu angka yang cukup besar bagi sebuah perubahan. Hal ini mengkhawatirkan bagi keberlanjutan lingkungan.
Meski kecenderungan ini tidak dapat dipungkiri, tetapi tidak bisa dikatakan merata di seluruh belahan dunia. Populasi India dan Cina, di mana ratusan juta penduduk telah terangkat derajatnya dari kemiskinan — memang menunjukkan kenaikan tingkat tropik.
Namun, disebutkan di beberapa tempat seperti Islandia, Mongolia, dan Mauritania, penduduk makan daging, ikan, serta susu. Ditemukan trophic level mereka justru menurun, karena mulainya dilakukan diversifikasi produk-produk berbasis susu.