"Pak Jokowi, buatlah Jakarta berpori sebagai salah satu program mengatasi banjir," kata Sobirin Supardiyono, praktisi lingkungan dari Observer Board on Forestry and Environment of West Java.Biopori adalah suatu upaya untuk mengatasi banjir dengan meningkatkan daya serap tanah. Cara ini dicetuskan oleh seorang peneliti Institut Pertanian Bogor, Kamir R Brata. Biopori dibuat dengan melubangi tanah sekitar satu meter, seperti membuat sumur kecil, dan menimbunnya dengan sampah organik.Sampah organik akan terurai dan memicu aktivitas fauna tanah. Aktivitas fauna tanah inilah yang membentuk pori-pori tanah, memungkinkan tanah menyerap air lebih banyak. Biopori sendiri berbeda dengn sumur resapan dari sisi ukurannya. Biopori lebih kecil dan bisa dibuat secara mandiri oleh kalangan rumah tangga. Sobirin memaparkan, biopori baik dibuat di wilayah yang air tanahnya dangkal serta punya jenis tanah lolos air, bukan tanah liat. "Di Jakarta, akan efektif kalau biopori dibuat di daerah selatan," ungkapnya saat ditemui di acara pemaparan hasil riset Puslit Geoteknologi LIPI, di Bandung, Kamis (05/12).Untuk membuat biopori, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa bekerja sama dengan warga. Pembuatan biopori cukup mudah dan murah.Agar memicu motivasi warga dalam membuatnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta nantinya bisa membuat kompetisi antar-rukun warga, memberi penghargaan bagi wilayah terbaik.Idealnya, terdapat satu biopori tiap 5 meter. Sobirin mengungkapkan, kalau langkah biopori dipadukan dengan pembersihan selokan dan drainase, pengurangan risiko banjir akan sangat efektif.