Ilmuwan asal Australia menemukan sumber mata air tawar baru. Uniknya, sumber mata air tawar itu ditemukan di lautan, terjebak di bawah dasar lautan.
Vincent Post, peneliti dari Flinders University di Australia yang memimpin riset, mengatakan bahwa volume air tawar pada sumber mata air itu diperkirakan 500.000 kilometer kubik, berada di dasar laut wilayah Australia, Cina, Amerika Utara, dan Afrika Selatan.
"Volume air pada sumber ini ratusan kali lebih besar daripada air yang sudah kita ambil dari lapisan bawah permukaan Bumi sejak tahun 1900," kata Post dalam publikasinya di jurnal Nature.
"Air tawar di planet kita saat ini dalam tekanan sehingga penemuan simpanan air tawar dalam jumlah signifikan di lepas pantai ini sangat menarik," imbuhnya seperti dikutip AFP, Kamis (05/12) lalu.
Kebutuhan air tawar saat ini meningkat dua kali lipat dari peningkatan jumlah populasi manusia. Hal itu disebabkan oleh permintaan dari sektor pertanian, irigasi, dan produksi daging. Pada tahun 2030, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperkirakan bahwa 47 persen orang akan hidup dengan sumber daya air yang terbatas.
Post menemukan sumber mata air tawar di bawah dasar laut dengan metode yang biasa dilakukan untuk mengevaluasi air di bawah dasar laut serta penambangan gas dan minyak.
"Dengan menggabungkan semua informasi, kami mengetahui bahwa sumber mata air tawar di laut adalah hal yang umum, bukan anomali yang hanya terdapat pada kondisi tertentu," jelas Post.