Dari Senayan, dengan Bangga... (8)

By , Jumat, 13 Desember 2013 | 15:29 WIB

Ketika merancang Gelora sebagai arsitektur bangunan umum pertama di Indonesia, 1958, Bung Karno menginginkannya bukan sekadar kompleks megah, luas, terpadu untuk olahraga, tapi juga sebagai paru-paru kota dan tempat banyak warga bisa berkumpul dengan aman, nyaman dan murah. Mari jeli susuri sudut-sudut Senayan untuk berolahraga, bersantap dan berakrab-akrab. 1. Plaza Senayan. Tempat belanja mewah dibuka sejak 1995, merangkai 2 menara apartemen, Senayan Office Tower, Annex Living Zone di 20 ha bekas lahan perkampungan atlet dan perumahan karyawan Gelora dengan built-operation-transfer (BOT) selama 40 tahun per 19892. Hotel Mulia. Berbintang 5,  di lahan Lapangan Tembak, 42 tingkat dibangun cepat 9 bulan untuk Wisma Atlet penampung atlet, pelatih dan official  SEA Games 1997.  Terkenal dengan sajian boganya.3. Pujasera. Kumpulan warung makan di Jl Gelora diapit Lapangan Tembak Senayan dan Puskesmas, SMAN 24. Terutama, menu Batak oleh Lapo Ni Tondongta. Pindahan dari sisi Lapangan Golf Senayan, Jl Asia Afrika karena kerap memicu kemacetan oleh mobil pengunjung yang keluar masuk. 4. TVRI Bermenara 80 m lahir dengan siaran langsung pembukaan Asian Games IV, 24 Agustus 1962, masih hitam putih, belum berwarna. Marak terutama 1985 – 2000 dengan ‘Taman Buaya’, tempat mangkal wartawan peliput hiburan dan calon artis gara-gara ‘rayuan maut buaya darat.’ 5. Taman Ria Remaja. Dibuka untuk rakyat rendezvous, pacaran, bukan berzinah, biaya murah, kata Gubernur Ali Sadikin, 15 Agustus 1970. Dibangun Yayasan Ria Pembangunan di lahan taman 11,6 ha dan 6 ha waduk pemancingan - sepeda air. Puncak pentas Srimulat 1981 – 88, taman hiburan keluarga dengan komedi putar dan 17 restoran, 1997 –  kini, meredup. 6. Pasar Kembang. Sejak 1978 menempati trotoar sepanjang Jl Gerbang Pemuda – Asia Afrika. “Ada 100 pedagang di sini, tak ditarik biaya karena dinilai ikut menghijaukan,” kata M Yusuf AM dari Sikas Flowers yang berjualan sejak 1980-an. Tapi sisakan jalur 1,5 meter itu pejalan kaki, ya.7. Manggala Wanabhakti. Di lahan 12 ha, rumah bagi Museum, Perpustakaan dan Departemen Kehutanan dengan 4 ha Taman Hutan dirimbuni 880 pohon dari 185 jenis komersial, non-komersial, langka, Taman Persahabatan dengan 204 jenis pohon yang ditanam Kongres Kehutanan Dunia VIII/1978. Plus Danau buatan penampung limbah yang telah diolah. Nyaman untuk birdwatching, masuk gratis.  8. Hotel Hilton-Sultan. Di sudut pertemuan Jl Jend Sudirman – Jl Jend Gatot Subroto, keriuhan jalan teredam barisan pohon dan taman, 12 lapangan tenis, 1 lapangan basket, 4 lapangan squash, 500m jalur jogging, 2 fitness centre, 2 kolam renang  dan 1 dive centre di lahan 13 ha. Mengantongi HGB 30 tahun sejak 1973 atas izin Ali Sadikin untuk wisata. Dari bintang 5 Hilton, 1976  ke pengelolaan mandiri Hotel Sultan, 2006.9. Jalan Tinju. Menjadi jalur menara kembar Plaza Senayan Apartment, Senayan Central Business District dari Jl Jakarta lokasi Gedung Piramida Direksi Gelora Senayan , bertemu ruas Jl New Delhi dan Jl Balap Sepeda di belakang Plaza Senayan. Lingkungan dalam Gelora dengan nama jalan asli yang masih tersisa.10. Wisma Fajar/Fairbank. Tiga apartemen 10 lantai, 200 kamar, pertama hasil kerja sama BOT (build operate transfer ) di Jl Pintu 1 pada 1970/74, disewakan untuk penginapan dan kantor, yang usai diserahkan pada Gelora, 2005 diharapkan jadi wisma atlet. Tapi setelah 25 tahun, gedung kumuh dan segala fasilitas (lift, listrik) mesti diperbaiki. Rencana dipugar mulai Maret 2010. *) dimuat di National Geographic TRAVELER  Vol II No.02, Maret-April 2010, hlm.26-31