Nikmatnya Teh Kayu Aro di Kaki Gunung Kerinci

By , Minggu, 15 Desember 2013 | 08:31 WIB

Teh, siapa yang tak kenal? Ini merupakan salah satu jenis minuman paling digemari hampir sebagian besar penduduk dunia. Tradisi minum teh dapat ditemukan hampir di berbagai belahan negara mana pun. Di Jepang ada tradisi minum teh sebagai bentuk penghormatan dari tuan rumah kepada tamunya.Di Eropa, ada istilah tea time yaitu waktu khusus untuk menikmati teh. Di Cina, teh pastinya juga sudah mengakar kuat sejak berabad lamanya. Sementara di Indonesia, minum teh bukan lagi sekadar tradisi tetapi telah menjadi kebiasaan sehari-hari.Dalam hal produksi teh, Indonesia Barangkali belum banyak diketahui bahwa rupanya salah satu teh hitam terbaik dunia berasal dari Nusantara, tepatnya dari dataran tinggi di Provinsi Jambi, yaitu dari kawasan Gunung Kerinci. Di sanalah membentang Perkebunan Teh Kayu Aro yang kenikmatan dari tegukannya sebanding dengan lansekap alam yang tersaji. Perkebunan teh tersebut lokasinya berada di Sungai Penuh, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.Perkebunan Teh Kayu Aro memiliki beberapa keistimewaan. Pertama, merupakan perkebunan teh tertua di Tanah Air, karena sudah ada semenjak masa penjajahan kolonial Hindia Belanda tahun 1925. Kedua, perkebunan ini merupakan yang terluas dan tertinggi kedua di dunia setelah Perkebunan Teh Darjeeling yang ada di India. Perkebunan Teh Kayu Aro memiliki luas sekira 2,500 hektar dan berada di ketinggian 1.600 m dpl. Ketiga, teh yang ditanam di Perkebunan Teh Kayu Aro adalah teh ortodox atau yang lebih dikenal dengan nama teh hitam yang merupakan teh berkualitas tinggi.Proses pengelolaan daun teh di Perkebunan Teh Kayu Aro hingga kini masih menggunakan cara konvensional. Serbuk-serbuk teh tidak menggunakan bahan pengawet atau bahan pewarna tambahan. Bahkan, untuk menjaga kualitas teh hitam terbaik, pekerja dilarang untuk menggunakan kosmetik ketika mengolah teh. Cita rasa dan aroma teh ortodox yang dihasilkan di perkebunan ini berkualitas di dunia, jadi tidak heran jika teh kayu aro menjadi teh kegemaran Ratu Inggris dan Ratu Belanda pada masanya.Perkebunan Teh Kayu Aro didirikan oleh Perusahaan Belanda bernama Namlodee Venotchaat Handle Verininging Amsterdam sejak 1925. Tahun 1959, melalui PP No. 19 Tahun 1959 perkebunan ini diambil alih Pemerintah Republik Indonesia pengawasan dan pengelolaannya dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara VI (PTPN VI). PTPN VI hingga kini yang melakukan perawatan, pemeliharaan tanaman, pemetikan pucuk teh, pengolahan di pabrik, sampai pengemasan dan pengeksporan ke berbagai negara.Setiap tahunnya, Perkebunan Teh Kayu Aro bisa menghasilkan 5.500 ton teh hitam. Teh artodox grade satu (teh unggulan) ini diekspor ke Eropa, Rusia, Timur Tengah, Amerika Serikat, Asia Tengah, Pakistan, dan Asia Tenggara.Nah, selain dapat menikmati hamparan kebun teh yang amat luas, kita dapat pula mengunjungi pabriknya. Tentu dengan ijin dari pihak terkait.