Bisa berkunjung ke negara yang menyajikan wisata olahraga kelas dunia dan menyatu dengan para penonton dari berbagai bangsa merupakan pengalaman budaya yang mengasyikkan. Meski keterlibatan emosi sulit dihindari, amat disarankan untuk tetap menghormati aturan-aturan lokal. Tidak perlu malu atau enggan bertanya tentang hal-hal terkait budaya lokal agar perjalanan menjadi menyenangkan, aman serta memetik pembelajaran berharga antar budaya.
“Selain itu, sederet aturan teknis juga perlu dijalani,” saran Rinto Zubir, yang bekerja sebagai marketing manajer produsen kertas. “Salah satunya, membuat perencanaan matang minimal 6 bulan sebelum jadwal pertandingan diadakan.” Perencanaan tersebut, lanjut Rinto, menyangkut anggaran keuangan, meliputi: biaya tiket pulang pergi pesawat udara; biaya pengurusan visa ke negara yang dituju; biaya akomodasi selama di tempat tujuan; biaya tiket menonton pertandingan; biaya masa tinggal di tempat tujuan mencakup keperluan makan, transportasi lokal, belanja, dan cuci pakaian.
Pemesanan tiket pesawat udara patut menjadi perhatian, karena sangat tidak disarankan membelinya mepet jadwal keberangkatan. Tiket dengan harga terjangkau bisa diperoleh jika memesan beberapa bulan sebelumnya. Neilson Gautama, presenter televisi program NBA, menggunakan jasa agen perjalanan yang sekaligus mengurus tiket pesawatnya.
Soal pemilihan lokasi hotel, menurut Rinto, akan lebih baik jika lokasinya cukup dekat ke tempat pertandingan. Pencarian akomodasi yang pas bisa dilakukan melalui internet. Ketika menyaksikan turnamen grand slam Australia Terbuka pada tahun 1999 dan 2004, Rinto memutuskan tinggal di hotel di dalam kota Melbourne. Dengan naik trem, ia bisa mencapai Melbourne Park dalam waktu 10 menit.
Sedangkan Andhika, account director sebuah perusahaan yang bergerak di bidang management event, lebih memilih guest house sebagai tempat menginap dengan tarif 30 pound per malam. “Memang ada alternatif lain seperti youth hostel dengan harga 15 hingga 20 pound per malam,” jelas Andhika, yang sejak tahun 2006 hingga 2009 telah 6 kali menyaksikan secara langsung tim idolanya Liverpool berlaga di stadion Anfield, Inggris. “Tapi anda harus siap menghuni satu kamar dengan para penggila bola lainnya.
”Urusan teknis berikut yang sangat penting, yaitu pengurusan visa. Setiap pemohon amat disarankan untuk mematuhi semua peraturan yang ada dari masing-masing kedutaan besar negara yang dituju agar proses pengurusannya dapat berjalan lancar. Pihak konsuler visa di antaranya mensyaratkan bukti tabungan yang kita miliki, surat pernyataan dari perusahaan di mana kita bekerja, dan tentu saja paspor resmi yang masih berlaku. Soal tiket pertandingan, berdasarkan pengalaman Rinto menonton Australia Terbuka, ia membelinya di gerai-gerai penjualan tiket yang ada di kota Melbourne dengan mudah. Pada tahun 2004, secara khusus ia mendukung aksi dua petenis asal Indonesia, Angelique Widjaja dan Wynne Prakusya. Tiket dihargai 20 dolar Australia pada hari pertama dan kemudian naik dua kali lipat, dan terus melonjak menjadi semakin mahal pada babak-babak akhir turnamen.
Menurut Neilson pembelian tiket pertandingan NBA bisa dilakukan melalui situs resmi NBA dan anda dapat langsung klik tim apa yang ingin dilihat. Tiket seharga 40 dolar AS sering jadi pilihan Neilson yang makin menggilai bola basket khususnya ajang NBA hanya karena kemunculan Yao Ming, pebasket China pertama yang terpilih dari draft NBA untuk kemudian direkrut tim Houston Rockets. Neilson tiap tahun menyempatkan untuk menonton langsung pertandingan NBA sejak tahun 2003 hingga tahun lalu seperti di Los Angeles, New York, Miami, AS.
“Bisa juga membeli tiket sesaat menjelang pertandingan, tapi yang pasti harus antri dan mungkin saja bisa kehabisan,” jelas Andhika yang pernah merelakan uangnya terkuras 36 pound demi menyaksikan tim Liverpool berlaga. Tak ubahnya di Tanah Air, menurut Neilson dan Andhika, para calo juga bergerilya di sekitar stadion di luar negeri. Tentu saja, sangat tidak disarankan membeli tiket melalui para calo.
Memasuki arena pertandingan, akan mendapati atmosfer semarak. Rinto, misalnya, pernah “terjebak” di antara sekelompok asal Swedia bahkan Kroasia atau Siprus yang tampil meriah dengan yel-yel khas mereka di Melbourne Park. Meski suasana riuh rendah, tetap berlaku aturan yang harus dipatuhi. Penonton turnamen Australia Terbuka dan Liga Premier Inggris diperkenankan membawa makanan minuman dalam arena pertandingan. Sementara di ajang NBA, hal itu dilarang sama sekali.
Begitu juga dengan kamera. Penonton ketiga ajang olahraga bergengsi tersebut dilarang membawa atau menggunakan kamera yang menggunakan lensa panjang seperti yang dipakai para fotografer. Selama pertandingan berlangsung, penonton dilarang mengabadikan momen dengan lampu kilat.
Salah satu keasyikan menonton pertandingan Australia Terbuka, misalnya, penonton dimanjakan oleh taman-taman yang luas dan tertata rapi, juga gerai-gerai yang menjual cenderamata seperti kaos, topi, handuk berlogo resmi turnamen. Berbagai makanan dan minuman yang dijual merupakan pemandangan yang biasa ditemukan, misalnya burger, hotdog, keripik kentang, juga soda. Hal-hal seperti ini dapat juga dijumpai di sekitar arena pertandingan NBA, juga Liga Premier Inggris. Biasanya di stadion-stadion tim NBA selalu terdapat toko resmi tim yang berlaga, misalnya LA Lakers di Staple Center, Los Angeles. Satu hal yang pasti, anda tak dapat berbelanja jersey Lakers, misalnya, pada saat hari pertandingan, karena tokonya memang tutup.
Jadi datang dan berbelanjalah ke toko tim favorit anda satu hari sebelum atau sesudah pertandingan dilangsungkan. Harga kaos bertuliskan Yao Ming yang pernah dibeli Neilson senilai 30 dolar AS. Di Liverpool, anda tentu bisa berbelanja pernak-pernik (merchandise) di toko resmi klub sepakbola kenamaan itu setiap hari, bahkan saat hari laga Liverpool di Anfield.
Tak hanya menyaksikan tim favorit berlaga, atau mengoleksi kaos bertuliskan nama atlet kesayangan, Andhika bahkan berkesempatan masuk ke kamar ganti tim idolanya, Liverpool. Dengan tiket 10 pound, ia bisa mengikuti tur keliling stadion Anfield. Untuk itu, ia harus jeli mencari informasi jadwal latihan tim sepak bola favoritnya. Karena seusai berlatih, para pemain akan mudah disapa dan berkenan foto bersama. Sungguh kesempatan langka yang mengesankan.
Namun diakui oleh Rinto dan Neilson, kesempatan bertemu langsung dengan petenis atau pebasket agak sulit dilakukan. Menurut Rinto di ajang grand slam seperti Australia Terbuka, pada babak kualifikasi adalah waktu yang tepat untuk bisa menemui petenis-petenis papan atas dan mungkin dapat berfoto bersama, karena pada saat itu mereka sedang berlatih. Neilson menegaskan bahwa hal ini tidak mudah bisa dilakukan di ajang NBA, karena penjagaan yang begitu ketat terhadap tim-tim NBA yang berlaga.
Usai menyaksikan pertandingan, satu hal yang pantang dilewatkan: berwisata! Neilson mengunjungi museum NBA Hall of Fame di Springfield, Massachusetts, yang menyajikan informasi sejarah bola basket hingga keberadaannya sekarang. Di tiap kota di mana Neilson menonton pertandingan NBA, misalnya di Los Angeles, ia beranjangsana tempat-tampat wisata seperti Disneyland dan Universal Studios.
Bagi Andhika, selain menyaksikan laga tim idolanya, ketika di Liverpool ia juga merasa wajib mengunjungi Museum The Beatles dan Museum Maritim. Karena itulah yang semakin melengkapi pengalaman budayanya saat berwisata olahraga.
(Artikel ini telah dimuat NGT VOL.02 NO. 03)