"Blusukan" di Puncak dengan Kereta Angin

By , Senin, 16 Desember 2013 | 21:20 WIB

Selepas Ciawi, penikmat sepeda gunung menempuh Gadog, dan mulai menyusuri ruas-ruas jalan tikus di Desa Cikatapis, Cipayung, Pasirangin, Sinargalih, hingga Curug Panjang di kawasan Mega Mendung. Sepanjang perjalanan tersimak “slide show” panorama yang berseling antara perkampungan warga, deretan tembok tinggi yang mengungkung vila-vila, pabrik-pabrik industri rumah tangga, tempat peribadatan, persawahan, perkebunan, ilalang, sungai, hutan, tebing, dan lembah.     Puncak memang habibat yang menyenangkan bagi para penikmat sepeda gunung (mountain bike atau MTB). Jalurnya spesifik dan unik. Panoramanya pun bervariasi dan menarik. Untuk itulah, PE bertekad mengembalikan sepeda gunung di habitatnya sekaligus menggiatkan rekreasi edukasi hutan dan gunung. Agar dapat membangun jalur sepeda, PE menjalin kerja sama dengan para pemilik lahan dan warga lokal. Tidak melulu jalur baru, kadang mengikuti jalur lama yang biasa dilewati perambah hutan, peladang dan pelaku cross country. Bila dikelola dengan baik, Puncak bisa menjadi destinasi favorit pesepeda gunung. Maka semangat geowisata pun PE tularkan pada warga lokal. Mereka yang turut membangun atau memperbaiki jalur, lalu dijadikan marshall. Selain memandu tur bersepeda, mereka juga merawat jalur-jalur yang sudah dibangun agar tidak ditelantarkan begitu saja, apalagi dirusak oleh pemotor trail. Warga lokal juga diberdayakan untuk mengelola warung sekaligus rest area bagi para pesepeda. Bila keasrian Puncak dijaga, jalur-jalur sepedanya dirawat, dan rest area-nya dikelola dengan baik, pada akhirnya warga lokal juga yang menikmati keuntungan. Rute dari Ciawi ke Curug Panjang bisa ditempuh dalam enam-tujuh jam. Kondisi jalanannya relatif bagus, hanya sebagian kecil saja jalan makadamnya, selebihnya jalan beraspal berseling concrete block. Yang menyenangkan, jalur-jalurnya saling terhubung, dengan total jarak sekitar 35 kilometer. Sejumlah jalur dihiasi tanjakan ekstrem yang memiliki tingkat kesulitan berbeda, dari grade satu sampai empat. Pesepeda bisa  “menjahit” jalur yang sudah ada dengan jalur yang dibangun oleh PE—sekitar 20 jalur. Biasanya teman-teman sesama penikmat sepeda gunung yang memberi nama jalur, seperti Pengkolan Anjing, di mana anjing-anjing di sebuah vila selalu menyalak saban para pesepeda melewatinya. Curug Panjang menjadi pemungkas perjalanan yang sempurna. Banyak yang bisa dilakukan di sini, dari sekadar bersantai, bermandi di kolam air terjun, sampai bersantap siang di warung. Lingkungannya yang asri menjadi pelipur lelah seusai mengayuh kereta angin sedari Ciawi selama hampir tujuh jam. Tambah lagi, simfoni aliran air sungai yang terdengar dramatis sehabis hujan deras. Kegiatan bersepeda gunung memang bukan semata hobi. Lebih baik dibarengi kegiatan geowisata atau rekreasi edukasi hutan gunung. Prinsipnya, hobi yang satu ini harus berjalan selaras dengan tiga H lain: happy, healthy, dan harmony. Sekadar catatan, semua sepeda bisa digunakan untuk menempuh jalur-jalur di Puncak, Jawa Barat, yang spefisik dan unik. Namun lebih baik menggunakan tipe XC atau Cross Country agar pinggang tidak cedera saat melaju di tanjakan. Sepeda yang bermaterial ringan memang awet tenaga, tetapi berbahaya di turunan. Sepeda yang bermaterial berat relatif lebih aman. Bekal wajib on road bike Puncak: Botol air minum plus ransel sepeda berisi barang kebutuhan pribadi plus peralatan sepeda, dari ban dalam, pompa, tool kit, baju ganti, kemeja berbahan flanel. (Artikel ini sudah dimuat di NGT Vol. 05, No. 06)