Bagi kebanyakan orang, menyeimbangkan tuntutan karier dan kehidupan pribadi merupakan tantangan yang tidak pernah ada habisnya. Terutama jika terjadi pada masa perusahaan sedang mengejar target. Para karyawan pun berusaha memberikan segalanya karena ingin menunjukkan dedikasi mereka.
Semangat bekerja terutama sangat nyata terlihat pada mereka yang memang menyukai bidang kerja yang digelutinya sehingga kantor menjadi rumah kedua mereka. Meski begitu, gila kerja sebenarnya bisa jadi bumerang. Bukan hanya bagi kesehatan—berujung pada kematian seperti pada kasus Mita, tapi juga secara psikologis bisa menyebabkan kita kelelahan secara mental (burn out).Jody Greenstone Miller, seorang penulis buku dan juga Chief Executive dari Business Talent Group menjelaskan, secinta apa pun Anda pada pekerjaan, akan lebih sehat jika kita memiliki keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. "Anda harus mulai fokus pada prioritas yang lebih penting," katanya.
Apa saja yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan keseimbangan tersebut?Pelajari kebijakan perusahaan. Ketahui apakah perusahaan menerapkan kebijakan jam kerja fleksibel yang memperbolehkan Anda bekerja dari rumah. Manfaatkan kelonggaran jam kerja ini untuk menunjukkan performa Anda. Meski bekerja dari rumah, buatlah batasan kapan waktu mulai kerja, kapan istirahat, dan kapan waktunya berhenti. Sebagian besar orang yang bekerja fleksibel justru mengeluh karena mereka hampir bekerja nonstop!Komunikasi. Jika tidak dapat hadir untuk sebuah rapat padahal sebenarnya ini hari libur Anda, katakan pada atasan bahwa Anda membutuhkan waktu istirahat agar bisa berkumpul bersama keluarga. Satu dua kali mungkin tidak masalah melewatkan waktu libur, tetapi jika hal itu berlangsung terus menerus, tentu Anda berhak meminta jatah libur.
Jangan mau didikte teknologi. Seharusnya teknologi bisa membuat hidup lebih mudah, bukan sebaliknya Anda justru dikontrol oleh teknologi. Karena itu disaat sedang bersama anak, jauhkan gadget agar Anda tidak sebentar-sebentar menengok email dan menjawabnya.
Belajar mengatakan "tidak". Ingat bahwa Anda dapat dengan hormat menolak tawaran pekerjaan yang bisa menyita waktu Anda secara berlebih. Tolaklah secara profesional sehingga Anda tidak dipengaruhi oleh rasa bersalah. Dengan demikian saat Anda memang seharusnya bekerja, Anda dapat fokus dan menikmatinya.
Hargai waktu privat. Menyelesaikan deadline pekerjaan memang sudah tuntutan yang harus Anda lakukan sebagai seorang pekerja. Tapi Anda juga harus membiarkan diri memiliki waktu pribadi untuk membuat pikiran Anda rileks. Dengan begitu Anda bisa lebih menghargai setiap detik yang terjadi pada kehidupan Anda.