Indonesia Travel and Tourism Awards (ITTA) 2013/2014 kembali diselenggarakan untuk keempat kalinya. ITTA memberikan penghargaan bagi para pelaku di industri travel dan turisme Indonesia agar dapat menjaga layanan berkualitas terbaik dan berkelanjutan di dalam bidangnya masing-masing.Presiden ITTA Foundation, Panca R Sarungu, mengatakan keyakinannya bahwa dalam 1-2 dekade ke depan, pariwisata menjadi salah satu sektor andalan. Di 2013, pariwisata berada di urutan kedua penyumbang pemasukan negara setelah sektor pertambangan dan energi. Karenanya, terus menumbuhkan gairah industri wisata ini sangatlah penting untuk membantu meningkatkan devisa negara dari sektor pariwisata. Ia menegaskan bahwa ITTA yang bertajuk Awarding the Best, Inspiring the Rest ingin berkontribusi bagi industri pariwisata di dalam negeri. "Industri ini adalah sleeping giant. Kita baru mulai membangun." Panca juga berujar apresiasi brand kita sendiri perlu dilakukan. Sebab mengingat jasa mereka. Merekalah yang terdepan—berhadapan langsung—melayani turis. "Turis bertemu dengan mereka. Pahlawan-pahlawan kita itu orang hotel, orang maskapai penerbangan, orang travel agent," tukasnya.Penghargaan tahun ini mencakup 41 kategori. "Untuk memastikan independensi kami, proses seleksi dilakukan beberapa tahap," Panca menjelaskan. Dimulai pertama dengan melakukan screening (penelitian), mengidentifikasikan brand-brand yang top player di tiap kategori dan kemudian menyusunnya ke dalam nominasi.Langkah selanjutnya adalah pemungutan suara online yang porsinya 25%. Lalu berdasarkan pemungutan suara, Board Advisor yang terdiri dari 14 orang ahli kembali melakukan penjurian. Terakhir hasil yang didapat, melalui penilaian komprehensif oleh Tourism Department Binus Business School untuk memilih pemenang.Indira Abidin, pakar Public Relations yang juga sebagai salah satu dewan penasihat, mengatakan, "Yang diharapkan sebagai efeknya, mereka, para pelaku industri travel dan pariwisata yang menjadi nominator akan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas dan bahkan kuantitas jaringan," kata Indira.Menurut CEO Fortune PR itu, penghargaan ini pun bertujuan supaya publik dapat mulai atau makin menghargai dan mengenal lebih dalam tentang Indonesia. Indira menekankan potensi kekayaan alam Indonesia yang dapat "dijual" sebagai objek wisata sangat besar dan beragam tak diragukan lagi. Angka kunjungan wisata seharusnya dapat lebih didongkrak."Nusantara itu luas. Dibanding negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, misalnya, yang target kunjungan wisatawannya lebih tinggi. Malaysia sudah menargetkan 21 juta [wisatawan] untuk tahun depan," ujarnya.Ia menambahkan lagi, dari segi promosi, Indonesia masih sangat kurang. Indira mencontohkan, "Budget iklan Malaysia untuk promosi wisata adalah 15 kali lipat dari Indonesia."