Anjing Lindungi Bayi dari Asma dan Alergi

By , Rabu, 18 Desember 2013 | 12:14 WIB

Para peneliti mengatakan bahwa mereka telah menemukan penyebab mengapa bayi yang tinggal di rumah dengan anjing lebih kecil kemungkinannya untuk menimbulkan asma dan alergi di masa kanak-kanak.

Tim peneliti ini melakukan percobaan dengan tikus dan membuat mereka terpapar debu dari rumah yang memiliki anjing peliharaan. Perubahan dipicu oleh komunitas mikroba yang hidup dalam usus bayi dan mengurangi respon sistem kekebalan tubuh terhadap alergen umum.

Para ilmuwan juga mengidentifikasi spesies tertentu dari bakteri usus yang penting dalam melindungi saluran udara terhadap alergen dan virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan, demikian menurut penelitian yang diterbitkan dalam Proceeding National Academy of Sciences.

Sementara temuan ini dibuat pada tikus, mereka juga cenderung menjelaskan mengapa anak-anak yang terkena anjing dari saat mereka lahir mungkin lebih kurang mengalami alergi dan asema, demikian menurut peneliti di University of California, San Francisco dan University of Michigan.

Hasil ini juga menunjukkan bahwa perubahan dalam komunitas bakteri usus dapat mempengaruhi fungsi kekebalan tubuh di tempat lain dalam tubuh.

“Hal ini mungkin menjadi salah satu mekanisme melalui lingkungan mana yang mempengaruhi respon imun pada awal kehidupan,” kata Susan Lynch, “Kita sedang meneliti dengan menggunakan sampel manusia dalam penelitian kolaboratif institusi besar.”

Untuk penelitian ini mungkin menggunakan jenis bakteri usus yang menguntungkan untuk merombak mikrobioma usus untuk mencegah perkembangan alergi atau asma, bahkan mengobati kasus yang ada.

“Manipulasi bakteri mikrobioma merupakan strategi terapi baru yang menjanjikan untuk melindungi individu terhadap kedua infeksi paru dan penyakit alergi saluran napas,” jelas Lynch.

Tim peneliti yang sama juga menemukan bahwa debu di rumah dengan anjing yang diizinkan di dalam dan luar memiliki beragam jenis bakteri dan lebih banyak spesies bakteri yang ditemukan dalam saluran pencernaan manusia. Meskipun, penelitian ini bukan berarti menyebutkan bahwa orangtua harus segera membeli anjing untuk dipelihara.