Berkunjung ke Pantai Kolbano akan memberikan sensasi berbeda bagi Anda. Ya, pesisir pantai ini dipenuhi hamparan batu berwarna-warni yang sangat indah dan unik. Batu warna di pesisir Pantai Kolbano ini memiliki bermacam ragam bentuk dan warna. Ada yang berwarna merah, hijau, kuning, hitam, bahkan batu yang bercorak pun ada. Juga ada batu yang memiliki tiga warna: merah, hitam dan krem. Untuk menuju ke Pantai Kolbano ada penerbangan dari Jakarta menggunakan pesawat dengan tujuan Kupang yang ditempuh selama kurang lebih 6 jam. Setibanya di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, ada dua pilihan yang dapat Anda lakukan: menginap semalam di Kupang atau langsung menuju Pantai Kolbano. Namun disarankan Anda berangkat pukul 06.00 WITA karena bus yang berangkat dari Terminal Kupang hanya satu kali perjalanan. Waktu tempuh sekitar 6 jam. Jika sudah tiba di Pantai Kolbano Anda dapat mencari rumah penginapan di rumah penduduk dengan sistem sewa atau Anda dapat menginap di Mess Pemda Timor Tengah Selatan. Batu warna ini selain menjadi objek wisata juga menjadi mata pencaharian lain bagi warga masyarakat setempat. Bebatuan ini banyak digunakan sebagai hamparan penghias taman, baik di perumahan maupun sarana-sarana perhotelan di Kota Kupang. Penduduk sudah memanfaatkan batu tersebut sejak tahun 1970-an. Kunjungan ke Pantai Kolbano bisa Anda rangkai dengan berjalan-jalan ke Kota Kupang. Selama Perang Dunia II, Kota Kupang atau sebelumnya dikenal Koepang, merupakan pusat pengisian bahan bakar dan pendaratan penerbangan jarak jauh dari Eropa ke Australia. Pesawat El Tari yang bersejarah pernah mendarat tahun 1928 di kota ini yang dikendarai oleh seorang pilot Amerika, Lamij Johnson. Ada beberapa objek wisata yang bisa Anda kunjungi di Kota Kupang seperti Museum Provinsi Nusa Tenggara. Museum ini memiliki koleksi yang sangat menarik dari kain tenun ikat, gerabah, mata uang lama, peralatan ritual, lukisan pra-sejarah, rumah adat, hingga beragam benda etnografi dalam kehidupan sehari-hari. Pelabuhan Kupang juga menarik untuk dinikmati ketika Anda berdiri di sebuah tanjung yang berjarak 75 meter di selatan jembatan tepatnya di jalan menuju pelabuhan. Di sana Anda akan melihat puluhan rumah tua dan pemakaman orang Belanda. Beberapa menit berjalan dari pelabuhan, ke arah timur terdapat hutan monyet. Kawanan monyet sabar dan malu-malu menunggu Anda memberi makan. Agak keluar dari kota ada desa nelayan Oesapa. Juga Rote Nemberala, salah satu tempat untuk berselancar di Indonesia timur. Umumnya yang datang ke sini adalah surfer adventure.
Nembrala disebut-sebut sebagai Kuta-nya Pulau Rote dengan hamparan pasir putih sejauh mata memandang ke timur maupun ke barat, bahkan di perkampungan yang ditumbuhi nyiur. Kini sepanjang pantai telah di bangun hotel dan restoran, kebanyakan yang datang adalah wisatawan mancanegara.