Mengenal Mao Zedong, Pendiri RRC

By , Kamis, 26 Desember 2013 | 10:06 WIB
()

Mao Zedong (atau Mao tse-tung) lahir pada 26 Desember 1893 di sebuah keluarga petani bersahaja di Shaoshan, Provinsi Hunan, Cina Tengah. Setelah mendapat pendidikan sebagai guru, dia pindah ke Beijing dan bekerja di sebuah perpustakaan universitas di ibukota itu.

Pada masa itulah Mao mulai membaca buku-buku tentang ajaran Marxisme dan tahun 1921 mendirikan Partai Komunis Cina (PKC).

Dua tahun kemudian, PKC bersekutu dengan Partai Nasionalis Kuomintang untuk mengalahkan para panglima perang yang menguasai sebagian kawasan di Cina utara.

Namun persekutuan keduanya pecah tahun 1927 dan pemimpin Kuomintang, Chiang Kai-shek, melancarkan perjuangan melawan komunisme. Mao dan para pengikutnya mengundurkan diri ke Cina tenggara dan sempat dikepung oleh Kuomintang.

Republik berdiri

Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat Cina pada tanggal 1 Oktober 1949. (Wikimedia Commons)

Tahun 1934 Mao memimpin para pengikutnya untuk melakukan Pawai Panjang dengan berjalan kaki sejauh 6.000 mil ke kawasan barat laut yang berakhir di Shaanxi.

Komunis PKC dan Nasionalis Kuomintang kembali bersekutu selama delapan tahun melawan Jepang namun keduanya bersengketa lagi pada akhir Perang Dunia Kedua.

Kali ini Komunis yang menang dan tanggal 1 Oktober 1949, Mao mendirikan Republik Rakyat Cina sementara Chiang Kai-shek lari ke Pulau Taiwan.

Di bawah republik barunya, Mao menjalankan yang oleh para ahli sejarah disebut sebagai eksprimen sosial, antara lain dengan Lompatan Jauh ke Depan pada 1958. Gerakan itu ditujukan untuk mengerahkan rakyat ke dalam pertanian komunal namun hasilnya justru kelaparan yang menyebabkan jutaan tewas sia-sia.

Revolusi Kebudayaan

Kredibilitas Mao sempat menurun karena kegagalan itu dan sebagai upaya untuk memulihkan otoritasnya, dia menjalankan progam lain yang disebut Revolusi Kebudayaan pada 1966.

Kenyataan memperlihatkan bahwa upaya untuk 'membersihkan' masyarakat dari semangat nonrevolusiner ini juga gagal dengan korban jiwa sekitar 1,5 juta orang dan hancurnya warisan-warisan budaya.

Perlawanan marak di beberapa tempat namun Mao berhasil mengendalikannya dengan mengerahkan Tentara Merah.

Mao akhirnya tampak muncul sebagai pemenang dan masih sempat berupaya menjalin hubungan dengan Amerika Serikat, Jepang, serta Eropa yang antara lain berpuncak pada kunjungan Presiden AS, Richard Nixon, tahun 1972.

Namun kesehatannya memburuk dan empat tahun kemudian, pada 9 September 1976, Ketua Mao meninggal dunia dalam usia 82 tahun.