Badan Bungkuk Gara-gara Cedera Tulang (4)

By , Kamis, 2 Januari 2014 | 17:40 WIB

Risiko terberat dari pembedahan adalah lumpuh. Luthfi berkonsultasi dengan sejumlah dokter bedah tulang dari berbagai negara. Semuanya tak menyarankan tindakan pembedahan. Tapi dengan keyakinan dan keahliannya, Luthfi menempuh jalan berisiko itu. “Mau?” begitu ia bertanya ke pasiennya yang dijawab dengan mantap, “Mau!” Bedah pun dilaksanakan. Besi penyangga tulang belakang ditanam. Lumpuhkah wanita tadi? Tidak. Sang suami pun menerima kembali sang istri yang kini pulih ke tinggi normalnya.

Untuk menjaga kondisi, si pasien tadi mesti patuh minum obat penguat daya tahan tubuh agarTBC-nya tak kambuh, dan menghindari mengangkat barang berat untuk menjaga keadaan tulang punggungnya. Prestasi ini disajikan dalam konferensi internasional dokter ahli tulang pada 2007 di Bali.

Pasien lainnya adalah direktris bank usia 40-an tahun yang datang setelah dua minggu lumpuh. Riwayatnya, tiga bulan pertama ia sulit berjalan, dalam enam bulan penyakitnya bertambah parah hingga lumpuh. Keluhan awalnya adalah nyeri pinggang, lalu menyebar ke dada, kesemutan dari tungkai atas sampai telapak, akhirnya kebas. Sosoknya gemuk, jauh dari kesan penderita TBC yang dulu kita kenal - kurus kering berpunggung melengkung.

Di tahap awal, dokter melakukan pemeriksaan dan diagnosis. Pada pemeriksaan fisik, pasien diminta membungkuk mulai batas pinggang. Jika memang menderita kifosis, lengkung punggung atas akan makin jelas. Berikutnya, pemeriksaan persarafan untuk melihat kemungkinan gangguan seperti kelemahan, kelumpuhan, perubahan kepekaan penginderaan di bawah garis kebungkukan. Lalu di-rontgen untuk memperjelas pengamatan dan pengukuran tingkat keparahan kebungkukan untuk memastikan jenis kifosis.

Bila lengkung berkisar 45 – 75 derajat, biasanya dokter menyarankan penggunaan brace. Jika lebih dari 75 derajat, disarankan tindakan bedah. Tujuannya untuk mengurangi derajat kebungkukan dengan memperkuat dan mempertaut ruas tulang belakang yang tak normal, menjaga gerak dan kegiatan yang tak memperberat beban tulang belakang selamanya, dan meredakan keluhan di punggung yang muncul sebelum bedah dilakukan.

Bila perlu, dilakukan uji kemampuan paru-paru untuk memastikan adanya gangguan pernapasan. Jika diduga ada gangguan tumor, infeksi, atau saraf, dilakukan juga pemeriksaan MRI. Pada pasien kedua ini Luthfi melakukan pembedahan untuk menyedot nanah yang mengisi ruas tulang belakangnya. Untuk mencegah kekambuhan, diberi obat dan disarankan untuk mengubah gaya hidup, termasuk mengurangi bobot tubuh dan menyantap menu bergizi sehat dan seimbang. Makanan untuk penyakit infeksi tak ada pantangan karena justru ia harus menjaga asupan makanan bergizi untuk mempertahankan daya tahan tubuh melawan virus.

Alhasil, dalam setahun, kondisi si pasien memulih.