Ibu kota Grenada, St. George, merupakan salah satu kota paling cantik di Karibia. Atap-atap rumah berwarna jingga, menyebar hingga ke pelabuhan.
Di sana, batu kelabu Benteng George mengingatkan sejarah yang membentang sejak 1705 hingga hari-hari kelabu era 1983, saat kudeta militer dilakukan kubu komunis memicu Presiden Ronald Reagan melakukan invasi di tahun sama ke pulau ini.
Tradisi masyarakat Grenada merupakan perpaduan keramahan masyarakat Afrika, India, dan Eropa—yang semakin menyatu pada setiap April di pulau kecil Carriacou.
Festival Maroon menampilkan permainan drum, band alat musik petik, tarian “Shakespeare Mas”, di mana para kontestan yang terbalut kostum saling berbalas melontarkan ucapan dan ungkapan yang disitir dari Julius Caesar.
Festival mingguan Fish Friday di Gouyave, kota produsen ikan di Grenada, menawarkan cita rasa hidangan laut khas Karibia.
Pala, cengkih, jahe, kayu manis, dan fuli menjadikan Grenada juga sebagai Pulau Rempah, memberikan kesempatan dan keuntungan besar bagi bidang kuliner saat ini.
Belmont Estate menyajikan hidangan lokal seperti sup khas Karibia, callato, dan es krim bergamot. Lempeng-lempeng coklat hitam produksi Grenada Chocolate Company diolah dari bahan dan dengan cara organik. Coklat ini lalu diekspor ke Eropa.
Di Mount Hartman, dengan pemandu yang tepat dan pada saat yang tepat, Anda berkesempatan untuk melihat burung lambang negara ini, yakni merpati Grenada yang pemalu. Kini populasinya tersisa kurang dari 150 ekor.
Memang, Grenada sendiri bagaikan seekor burung langka.
***Diambil dari kumpulan Destinasi Terbaik Sedunia, publikasi NATIONAL GEOGRAPHIC TRAVELER. Baca selengkapnya di Majalah National Geographic Traveler Indonesia Edisi Desember 2013.