Terjadi Lonjakan Obesitas di Negara Berkembang

By , Senin, 6 Januari 2014 | 19:45 WIB

Jumlah orang dewasa yang kelebihan berat badan dan mengidap obesitas di negara-negara dunia ketiga meningkat empat kali lipat sejak 1980-an menjadi satu miliar, berdasarkan laporan sebuah lembaga riset di Inggris.

Institut Pembangunan Luar Negeri itu mengatakan satu dari tiga orang di dunia kini kelebihan berat badan. Dan mendorong pemerintah di negara-negara berkembang untuk bertindak agar rakyatnya menjalani pola makan sehat.

Laporan itu juga memprediksi meningkatnya jumlah serangan jantung, stroke, dan diabetes.

Salah seorang penulis laporan itu, Steve Wiggins, mengatakan ada banyak faktor penyebab mengapa obesitas bertambah banyak. Kini orang di negara berkembang lebih banyak mengonsumsi daging, gula dan lemak.

"Orang dengan penghasilan yang lebih tinggi dapat memilih makanan yang mereka inginkan. Perubahan di gaya hidup, meningkatnya ketersediaan makanan olahan, periklanan, pengaruh media, semuanya memicu perubahan pola makan," kata Steve.

Penelitian institut itu menemukan 904 juta orang di negara berkembang kini memiliki berat badan berlebih. Sedangkan di negara maju, jumlahnya adalah 557 juta orang.

Studi telah mengungkap bahwa baik pasien obesitas yang metabolismenya bagus (kolesterol, tekanan darah, dan gula darah normal) maupun tidak, memiliki peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler. Lembaga Jantung Inggris mengatakan tidak ada obesitas yang bisa dikatakan sehat.

Sejumlah riset lain mengatakan bahwa obesitas juga dapat memicu osteoporosis dan kurangnya vitamin D dalam tubuh.