Kumpulan fosil binatang purba di Situs Patiayam, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, rawan tergerus banjir. Untuk menyelamatkan, Tim Pelestari Situs Patiayam berupaya mengekskavasi fosil-fosil itu secara bertahap.
Jumat pekan lalu (3/1), tim mengekskavasi gading gajah purba Stegodon sp dengan panjang 80 sentimeter, dan kaki kerbau purba Bovidae.
Gading gajah purba ditemukan di endapan lava beku di aliran Sungai Grenjeng, Gunung Patiayam. Kaki kerbau purba ditemukan pada lereng lembah Sungai Grenjeng, yang tak jauh dari lokasi gading gajah purba.
Sementara, Koordinator Tim Pelestari Situs Patiayam Jamin mengemukakan, masih ada enam fosil lain di sepanjang Sungai Grenjeng.
Selama ini Pemkab Kabupaten Kudus terus menyelamatkan dan melestarikan Situs Patiayam, dan bekerja sama dengan Balai Arkeologi Yogyakarta untuk penelitian dan ekskavasi.
Situs Patiayam merupakan bagian dari Gunung Muria dengan luas mencapai 2.902,2 hektare yang meliputi wilayah Kudus serta beberapa kecamatan di Kabupaten Pati. Berbagai penelitian telah dilakukan di situs ini, mulai dari tahun 1931—saat peneliti asal Belanda menemukan sembilan jenis fosil hewan vertebrata—hingga tahun 2007.
Dari waktu ke waktu, makin banyak fosil-fosil purba ditemukan di situs ini, sehingga perlu dibangun museum khusus sebagai tempat penampungan fosil temuan. Museum Fosil Patiayam sangat sederhana, lokasinya di Desa Terban, Jekulo, Kudus.
Koleksi fosil yang berhasil ditemukan di kawasan Situs Patiayam antara lain Stegodon trigonochepalus (gajah purba), Elephas sp (juga sejenis gajah purba), Ceruss zwaani (sejenis rusa), dan Rhinoceros sondaicus (badak). Selain itu, ditemukan pula Brachygnatus dubois (babi), Felis sp (macan), serta Crocodilus sp (buaya).
Sedangkan hasil temuan dari tim ahli yang melakukan penelitian serta penggalian di lokasi situs tersebut yakni kaki gajah, pecahan tulang iga dari kerbau purba, gigi dan tulang rusa, tulang iga dan tulang kaki kerbau. Temuan terakhir dari tim arkeolog dari Balai Arkeologi Yogyakarta berupa tiga buah kapak genggam.