Program Koperasi Dorong Nelayan Mandiri dan Patuh Zonasi

By , Kamis, 9 Januari 2014 | 17:09 WIB

Di Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, NTT, koperasi bukan hanya berfungsi sebagai lembaga keuangan yang mengurusi simpan-pinjam. Koperasi digunakan untuk mendorong kepatuhan nelayan terhadap peraturan zonasi.

Koperasi Kredit (Kopdit) Nelayan Padakauang yang berdiri sejak Juli 2013 atas inisiatif sekelompok nelayan di Desa Pasir Panjang, Pulau Rinca, yang didampingi Staf Balai TN Komodo, Devi Opat, mewajibkan anggotanya untuk menaati aturan zonasi.

Di dalam aturan Koperasi Padakauang disebutkan bahwa anggota hanya boleh menangkap ikan di Zona Pemanfaatan Tradisional Bahari dan Zona Khusus Pelagis TN Komodo—dengan alat tangkap ramah lingkungan. Jika ada yang melanggar maka keanggotaannya akan dicabut.

Ide pembentukan Kopdit berawal dari keinginan nelayan di salah satu pulau terbesar di TN Komodo ini untuk membangun kemandirian keuangan, sekaligus memutus mata rantai tengkulak.

Sebab para nelayan Rinca, sejumlah 671 dari 969 total jiwa yang tinggal di Pulau Rinca, selama bertahun-tahun bergantung pada tengkulak untuk mendapatkan modal melaut. Tidak mudah memang, karena sebagian besar nelayan berasal dari rumah tangga miskin.

Tengkulak meminjamkan modal untuk membeli bahan bakar dan logistik lainnya untuk mencari ikan. Ikatan modal ini yang membuat nelayan harus menjual hasil tangkapan mereka pada tengkulak, meskipun harga beli yang ditawarkan jauh di bawah harga pasar.

Akibatnya demi mencukupi kebutuhan keluarga, nelayan semakin menguras sumber daya lautnya dan nekat mencari ikan di zona yang tidak diperuntukkan untuk kegiatan penangkapan.

Namun dengan adanya Kopdit Padakauang, masyarakat diajak mengakui pentingnya aturan zonasi di TN Komodo untuk memahami bahwa kepatuhan pada aturan itu dan dukungan terhadap pengelolaan kawasan dapat meningkatkan hasil tangkapan di Zona Pemanfaatan Tradisional dan Zona Khusus Pelagis.

Sementara Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Wilayah Kerja Gili Matra pun mendorong nelayan dan masyarakat mematuhi aturan zonasi di Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra dengan memanfaatkan event tahunan Mandi Safar pada 1 Januari lalu. TWP Gili Matra, yang berada di Lombok Utara, merupakan salah satu tujuan wisata bahari yang diminati di Pulau Lombok.

Program kampanye Pride dari Rare, organisasi konservasi yang bekerja secara global di lebih dari 50 negara, mengedepankan pendekatan sosial dalam mendorong aksi perubahan nyata untuk mencapai konservasi, perikanan berkelanjutan. TN Komodo dan TWP Gili Matra adalah dua di antara lokasi-lokasi program kampanye berlangsung dalam periode 2012-2014.

Rare menitikberatkan pada manusia maupun ilmu pengetahuan; menangani beragam faktor kunci di bidang sosial dan ekonomi yang mengakibatkan berbagai ancaman terhadap lingkungan. Upaya ini juga berkontribusi terhadap keberlanjutan kehidupan manusia di kawasan yang memiliki nilai keanekaragaman hayati tinggi.