Pastikan Perangkat Elektronik Kita Berasal dari Tambang Bebas Konflik (2)

By , Jumat, 10 Januari 2014 | 17:38 WIB

National Geographic berbicara dengan fotografer Bleasdale di Washington, DC. Apa reaksi Anda terhadap pengumuman Intel ? Itu "Wow!" Saya telah bekerja sama dengan Enough Project untuk menemukan cara-cara agar perusahaan peduli pada masalah penggunaan mineral yang dihasilkan dari sengketa pertambangan, tapi saya tidak mengira ada tindakan yang begitu berarti tersebut. Intel merupakan salah satu produsen mikroprosesor terbesar di dunia. Ini merupakan momentum usaha. Hampir seperempat dari smelter yang digunakan perusahaan-perusahaan elektronik telah diaudit sebagai bebas sengketa. Dengan ini akan lebih banyak lagi tambang di DRC yang didorong agar bersertifikat bebas sengketa. Ada begitu banyak pemain di sini, amat rumit. Mineral hasil sengketa tidak seperti berlian yang relatif mudah dicari sumbernya. Kita perlu sistem pelacakan. Pasti menyenangkan mengetahui bahwa fotoAnda telah memainkan peran dalam menciptakan tekanan publik untuk tindakan seperti itu. Izinkan saya mengatakan, bahwa sebuah foto tunggal dapat memiliki dampak kuat. Tapi kekuatan yang sesungguhnya adalah apa yang Anda lakukan dengan itu dan dengan siapa Anda bermitra. Bekerja sama dengan Human Rights Watch mulai 2004, pekerjaan saya merupakan perang urat saraf  tapi berperan penting, misalnya, berhasil membuat sebuah perusahaan Swiss berhenti membeli emas Kongo. Apa saja tanggapan tentang foto Anda yang dimuat di National Geographic edisi Oktober 2013?

Tanggapannya banyak. Saya terkejut mengetahui betapa banyak orang yang tidak menyadari dari mana mineral yang membentuk ponsel, komputer dan perangkat elektronik lainnya berasal. Saya tahu artikel itu juga akan melibatkan industri, dan ada ratusan dari mereka yang menggunakan mineral ini. Saya juga kagum dengan reaksi untuk "The Moment", halaman di bagian akhir majalah yang memuat foto pemakaman anak di panti asuhan St Kizito di Kongo. Hasilnya, puluhan ribu dolar sumbangan pun tertuju ke panti asuhan dari dari sebuah perusahaan media di LA sampai firma hukum di Oslo yang pernah berbincang dengan saya baru-baru ini. Setiap sen yang disumbangkan telah dimanfaatkan panti asuhan untuk keperluan anak-anak itu. Mengapa foto berpotensi seperti ini? Dalam tiap konflik sangat sulit menunjukkan besarnya penderitaan. Anda memiliki semua statistik sebagai berikut: 4,5 juta orang tewas, 30.000 wanita diperkosa. Anda harus mendekati tiap orang agar tersentuh pada sengketa macam ini. Itulah cara Anda melibatkan orang, bagaimana mengejutkan mereka untuk mungkin mengubah perilaku mereka. Saya ingin mengulangi, meskipun sulit untuk membuat foto-foto ini sendiri. Anda perlu kelompok mitra pendukung agar bisa mengetuk pintu Kongres–parlemen– dan perusahaan. Pendukung macam ini yang memuaskan saya sebagai fotografer.  

Kedengarannya seperti citra pribadi foto jurnalistik. Objektivitas penting bagi saya. Tetapi ketika Anda menghadapi penderitaan mengerikan tersebut dan Anda tahu bahwa itu didorong sebagian besar oleh industri sengketa pertambangan, Anda ingin berhenti. Anda adalah manusia dan mengecamkan pada diri sendiri, bahwa hal brutal itu mesti dihentikan.