Dalam sebuah upacara di Dongguan pekan lalu, pemerintah China memusnahkan 6,2 ton gading gajah dan perhiasan berbahan gading gajah. Gading-gading tersebut diperkirakan milik sekitar 700 ekor gajah yang dibantai pemburu.Meski terlihat banyak, namun ini tidak seberapa dibandingkan dengan sekitar 22 ribu ekor gajah yang mati dibunuh per tahunnya di Afrika. Dan lebih dari separuhnya berakhir di pasaran China.Langkah pembumihangusan gading sitaan merupakan tanggapan pemerintah China terhadap desakan dunia internasional pada mereka untuk memberantas perdagangan ilegal. Menurut Tom Milliken, perwakilan dari TRAFFIC International, lembaga pemantau jaringan perdagangan tanaman atau satwa liar, tahun lalu 8 penyelundup asal China telah ditangkap. Dan pemusnahan gading gajah pekan ini mendapatkan sorotan besar dari masyarakat negeri itu."Gading gajah yang dihancurkan termasuk di antaranya adalah pahatan dan ornamen khas China, rosari Buddha, dan bola-bola Canton," kata Milliken. "Langkah ini akan memberi dampak besar pada negeri yang pemerintahnya tengah membentuk opini publik," sebutnya.Dan langkah ini dianggap penting. China memiliki permintaan yang sangat besar terhadap produk-produk ukuran berbasis gading, karena merupakan simbol kemewahan yang tengah populer di kalangan kelas menengah. Akhirnya, perburuan gajah Afrika kini mencapai angka tertinggi dalam 20 tahun terakhir.Menurut TRAFFIC, populasi gajah Afrika sendiri saat ini kemungkinan di bawah angka minimum tahun 1989 yakni 600 ribu ekor. Dan 3 persen populasi tersebut hilang tiap tahunnya.