Erupsi Gunung Sinabung kembali intensif setelah sempat mereda beberapa hari. Kubah lava yang mencapai 2,7 meter kubik telah terbongkar, tetapi tumbuh kubah baru.
Hingga Selasa (14/1), setidaknya terjadi 43 kali erupsi dengan tinggi kolom mencapai 2.000 meter, di atas puncak Sinabung.
Erupsi disertai dengan luncuran awan panas yang terbawa angin menuruni lereng, mencapai jarak 4,5 kilometer ke selatan.
Sejak dua hari sebelumnya, jumlah erupsi hanya berkisar 14-30 kali. Namun setelah Sabtu (11/1) lalu, erupsi mengalami peningkatan hingga 39 kali disertai luncuran awan panas sebanyak 214 kali.
Menurut pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) saat ini kubah lava yag terbentuk dengan material sebanyak 2,7 juta meter kubik telah runtuh dan tinggal 25%. Namun muncul bentukan kubah baru dengan material lava baru.
Volume penambahan material lava belum terdeteksi. Sebab cuaca mendung, lagipula sekitar gunung diselimuti kabut tebal.
Sinabung termasuk di golongan gunung api tipe B, yang juga biasa disebit dormant (tidur). Sinabung bukan prioritas pengamatan kontinu. "Karena keterbatasan sumberdaya manusia, juga peralatan dan sebagainya, maka tipe A yang prioritas dipantau," kata Kepala PVMBG Hendrasto.
Hendrasto menjelaskan, semenjak terjadi letusan tiga tahun lalu, Sinabung dipasangi lima alat seismometer yang dipasang 3 kilometer dari puncak. Dengan jumlah itu, hanya dapat dideteksi sampai kedalaman 5 kilometer. Untuk menentukan hiposentrum (pusat gempa di bawah permukaan bumi), butuh seismometer lebih banyak agar akurat.