Serangan Hacker Sudah Sampai ke Lemari Es

By , Sabtu, 18 Januari 2014 | 17:04 WIB

Proofpoint Inc., sebuah perusahaan spesialis keamanan asal Califronia, Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka telah menemukan sebuah 'botnet' serius yang menyerang perangkat elektronik rumah tangga yang terhubung ke internet. Botnet ini, setelah menginfeksi korbannya, akan mengirimkan lebih dari 750 ribu email berbahaya. Menurut Proofpoint, ini mungkin merupakan bukti pertama bahwa serangan siber juga bisa membahayakan perangkat rumah tangga. Selain lemari es, botnet tersebut juga mampu menyerang router, media center di rumah, dan juga perangkat televisi. Padahal, sebelum ini, para pakar keamanan menyebutkan, serangan seperti ini pada perabot rumah tangga hanya ada di teori.Menurut David Knight, perwakilan Proofpoint, mereka mendokumentasikan serangan botnet tersebut pada 23 Desember 2013 sampai 6 Januari 2014. Pada kurun itu, email berbahaya dikirimkan secara bergelombang, umumnya dalam jumlah 100 ribu pesan dan dilakukan 3 kali dalam sehari. Sasarannya adalah pengguna individu dan perusahaan di seluruh dunia.Dari catatan, lebih dari 25 persen email dikirimkan dari benda-benda yang tidak konvensional atau di luar laptop, PC desktop, ataupun perangkat mobile. Selain itu, satu perangkat yang terinfeksi hanya mengirimkan maksimal 10 email saja. Ini membuat serangan tersebut sulit diblokir jika pemblokiran dilakukan berdasarkan lokasi serangan."Temuan ini mengungkapkan bahwa pelaku kejahatan mulai mengendalikan router, perabotan rumah tangga dan komponen Internet of Things lainnya dan mengubah mereka menjadi 'thingbots' dan melakukan serangan yang sama seperti yang umumnya dilakukan oleh komputer," kata Knight.Knight menyebutkan, perangkat-perangkat rumah tangga yang terhubung ke Internet ini juga semakin menjadi target yang menarik bagi para hacker karena pada umumnya mereka tidak dilengkapi fasilitas pengamanan yang canggih seperti PC ataupun tablet.

"Botnet sendiri sudah menjadi ancaman kemanan yang serius di kalangan komputer, dan munculnya thingbots membuat situasi menjadi semakin buruk," sebut Knight.