Pengelola media di kelompok Special Interest Media, Group of Magazine Kompas Gramedia, melihat 2014 sebagai tahun yang menggairahkan. Tahun yang membangkitkan optimisme dan membuka kesempatan-kesempatan baru.
Mengapa demikian? Karena 2014 akan berjalan dengan sederet perubahan dan tantangan, dan perubahan tersebut dilihat sebagai bagian dari dinamika yang memberi energi luar biasa untuk berbuat sesuatu.
Oleh sebab itu, pada tahun ini salah satunya kami menginisiasi sebuah gerakan yang dinamakan Optimistic Entrepreneur (Open).
Berawal dari kesadaran akan kegiatan kewirausahaan yang merupakan tulang punggung terhadap gejolak ekonomi global. Dengan mendorong kegiatan kewirausahaan (entrepreneurship) melalui metode dan proses yang bertahap, sinergi yang positif, perbaikan proses bisnis yang lebih baik, Open dicita-citakan akan dapat mendorong wirausahawan berkembang dan semakin kuat organisasinya, serta kian luas menjangkau pasar.
Open dilandasi empat pilar yang bersifat membukakan (to open), untuk mendapati cakrawala yang lebih luas.
Empat pilar tersebut adalah sebagai berikutOpen Mind: Terbuka terhadap pemikiran dan gagasan-gagasan baru sehingga berpotensi untuk memperbesar skala bisnis para entrepreneur.Open Network: Terbuka untuk menjalin jaringan atau mitra, baik sebagai supplier, partner, konsultan, guru, promotor, maupun investor untuk membuat skala bisnisnya makin besar.Open Market: Terbuka untuk menggali pasar-pasar baru yang sudah ada secara lebih kreatif sehingga penetrasi ke pasar menjadi semakin kuat.Open Management: Terbuka untuk melakukan inovasi dalam berbagai aspek, seperti pengelolaan organisasi, keuangan, sumber daya, proses bisnis, proses produksi.
Mengapa wirausaha yang menjadi pilihan?
Benar bahwa pertumbuhan ekonomi digerakkan oleh kekuatan ekonomi dengan modal menengah hingga besar, akan tetapi kewirausahaanlah yang menjadi penggerak pemerataannya.
Di negara-negara dengan tingkat ekonomi maju, jumlah wirausahawan sudah melebihi empat persen jumlah penduduk. Negara Jepang dan Cina bahkan sudah sampai angka 10 persen. Sementara Indonesia, jumlah entrepreneur masih berkisar 1,5-1,6 persen dari total populasi.